Rabu, 09 November 2011

Pesan Saat Malam Penuh Tangis Datang

Sebuah renungan pagi yang hadir ketika malam gelap telah disingkirkanNya..


Kita harus menyadari bahwa pertobatan tanpa kesediaan untuk memperbaiki diri bukanlah pertobatan, tetapi hanyalah sebuah penyesalan, sebaliknya penyesalan yang disertai kesediaan mau merendahkan dan menundukkan diri kembali kepada Tuhan, adalah sebuah pertobatan sejati, jadi kunci pertobatan hanya terletak pada seberapa besar kerendahan hati mau tunduk kepada Tuhan, bukan dari seberapa besar cara kita menyesali suatu kesalahan di hadapan Tuhan. 


 *Thanks, ko Lukas..

Senin, 24 Oktober 2011

Thank You Lord

tunduk dalam renungku
bukan sedih yang hampiriku saat ini, namun bahagia
atau mungkin satu kata yang ada diatas bahagia, yaitu damai
karena boleh aku ini ingat engkau

tak ingat kapan pertama aku kenal engkau
tapi yang jelas kau yang kenal aku sejak pertama dulu
bahkan saat aku masih tak tahu dimana aku berada
karena kau ada, maka aku ada

aku
segala yang kulihat, kudengar, kuhirup, kurasa, dan kusentuh
takkan bisa terlepas darimu
karena engkau, segalanya tercipta begitu indah

alam memujimu
langit menyembah
segala yang ada bersorak
semesta pun bernyanyi

dan ketika semua kepala tunduk
semua tangan terlipat
mulut pun berseru
kau hadir dan tak pernah lewatkan satupun
terima kasih, Tuhan..

Rabu, 05 Oktober 2011

Senyum yang Lembut (di Pagi Hari)

Sebuah senyum lembut ketika pagi ini ku buka mataku..

--
Anak anakKu,anggaplah tiap waktu ini sebagai rencana dan rancanganKu. Ingatlah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang menyertai peristiwa peristiwa kecil yang terjadi setiap hari. Dalam segala perkara kecil itu, berserahlah pada pegangan TanganKu yang lembut pada lenganmu. 

Setelah itu,tetaplah tinggal di tempat atau pergilah ke arah yang ditunjukkan oleh dorongan kasih itu.

Tuhan adalah tuhan yang berkuasa di atas segala masa. Sang pencipta segala tanaman kecil dan pohon ek yang sangat besar. Ia bersikap lebih lembut terhadap tanaman kecil dari pada terhadap pohon ek itu. 

Lalu ketika segala sesuatunya tidak berlangsung sesuai rencanmu, tersenyumlah kepadaKu dengan lembut, sebuah senyuman kasih, lalu katakan seperti yang juga akan kamu katakan kepada seseorang yang kamu kasihi, "terjadilah kehendakMu". Kamu berbuat demikian karna kamu mengetahui tanggapanKu yang penuh kasih atas perkataanmu itu akan memudahkan jalan yang hendak kamu lalui =)

Even when things look dark, remember that God will bring His plan to completion. 
Jiayouuuuuuu!!!!!!!!


--
thanks Ve-
senyum itu sangat berarti saat ini..

Jumat, 30 September 2011

need you

i'm still in room that i arrived seven years ago.
alone. although i know that you are there beside me.
you know about me, my plan, my life, everything.
but i just want to know whether you listen to me.

i don't have enough strength on my first step.
it's very important to achieve my desire.
but the street in front me is still dark.
i need you, more.

Sabtu, 24 September 2011

Nasib Sang Kuning yang Berbalut Hitam

Bandung, ketika malam akan berakhir..
Telah kulakukan apa yang harus kulakukan. Dia telah kembali ke tempat yang seharusnya. Bukan berada di tangan seseorang sepertiku, meskipun benar adanya aku dan dia saling memiliki. Aku hanya menjaganya sebentar saja, seperti dahulu yang pernah kulakukan dalam masaku bersamanya. Yang jadi pembeda kali ini adalah aku mencurinya dari kebinasaan akan sebuah harga suatu hubungan, tak bisa hati ini menerima perlakuan terhadapnya kala itu.
Mungkin memang terjadi jurang pemikiran yang sangat lebar diantara aku dan kau, namun bukan alasan untuk dapat memberikan suatu rasa yang sama terhadap dia. Aku melihat bahwa rasa yang kau berikan padamu tak sebesar rasa yang dia berikan padamu. Yang aku lihat, ketika aku kembalikan dia padamu pagi ini, adalah kau sepertinya tidak bahagia dengan hadirnya kembali (semoga saja hal ini salah). Bahkan tak ada kalimat terima kasih ketika menerimanya kembali, apalagi kalimat maaf. Aku tak tahu apakah kau merasa bersalah atau tidak. Aku tak tahu apakah kau bersyukur atau tidak. Namun yang dapat ku tahu hanyalah bahwa kau tak pernah ucapkan itu semua. Memang tak wajib, tapi bagiku itu dapat gambarkan apa yang ada antara kau dan dia. 
Bukankah kita pernah diberikan rasa yang sama oleh dia? Bukankah kita masing-masing pernah berjalan bersamanya? Tetapi mengapa kita berbeda dalam hal rasa? Bukankah itu suatu hal yang sebenarnya mustahil terjadi? Aku yakin bahwa ini hanya masalah waktu. Mungkin hanya masalah waktu yang berjalan supaya kau dapat memberikan rasa sesuai dengan yang seharusnya. Tak mudah memang..
Jangan pernah ucapkan kata tentang rasa ketika kau tak pernah mengalaminya. Jangan pernah ucapkan didalammu adalah satu ketika memang diantaramu tak pernah ada keinginan untuk satu. Jangan pernah ucapkan apapun ketika kau tak pernah melakukannya. Karena ucapan adalah perwujudan dari pemikiran, dan janji dari perbuatan.
*pas ketika matahari terbit di ufuk timur, aku bertanya dalam hatiku, masih adakah harapan di hari esok?

Sabtu, 17 September 2011

Apakah Kita Benar-Benar Sendiri?

Bukan hal yang mudah untuk membiasakan diri menghadapi saat-saat dimana kita dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri secara ektrim. Hal kecil yang terasa adalah ketika kita terbiasa makan bersama-sama dengan orang-orang terdekat kita, tetapi kemudian kita terpaksa (atau dipaksa oleh waktu) untuk makan sendiri, sangat jelaslah kita rasa bagaimana kita ini sendiri. Yah, itu baru hal kecil lho.. :)
Hmm.. Jadi teringat ketika pertama aku ke Bandung. Ketika di Solo aku sangat terbiasa hidup di dalam suasana rumah dan keluarga, aku harus ke Bandung dan harus hidup sendiri. Takut? Tentu saja. Sedikit juga ada kontribusi ketakutan bahwa aku harus dapat menyesuaikan diri untuk beradaptasi dengan hidup yang baru, lingkungan yang baru, dan tentu saja kesendirian. Tapi, ketika kita melihat sekarang, toh semuanya dapat dijalani dengan baik. Seperti beberapa waktu yang lalu ketika aku diingatkan oleh seseorang bahwa perubahan terbesar telah aku dapat ketika aku menginjakkan kaki di Bandung ini. Perubahan ketika datang aku sendiri dan saat ini aku banyak mendapat sahabat-sahabat terbaik dalam hidupku. Yup. Ketakutan pada mulanya pun dapat diubah menjadi sesuatu yang luar biasa.
Satu hal yang kupercaya ketika aku mengalami awal-awal kesendirianku adalah aku tidak sendiri. Dialah yang terbesar selalu menemaniku, bahkan dalam kesendirianku. Sendiri bukanlah suatu kondisi, namun suatu pilihan.

Kamis, 25 Agustus 2011

Don't You Believe Me?

--
Aku tahu Tuhan, Engkau empunya dunia ini.
Aku tahu segalanya adalah ciptaanMu.
Aku tahu dunia inipun berada dalam tanganMu.
Dan aku tahu Kaulah yang miliki aku.

Tapi terkadang aku melihat orang jahat terlampau banyak.
Yang sujud menyembahMu mati dalam kepercayaannya.
Apakah Engkau ciptakan yang jahat untuk aku?
Dimanakah letak kedamaian?

Terkadang bukan keinginan yang kudapat.
Tetapi penderitaan menimpaku.
Aku berteriak.
Dimanakah kuasaMu?

Terkadang rindu ini selalu memanggilku.
Rasanya sungguh amat dalam.
Tapi tangan ini serasa tak dapat menyentuhMu.
Dimanakah Engkau?

Seorang hamba berkata bahwa Engkau hanya sejauh doa.
Aku sangat inginkan itu, namun hati ini tawar dalam doa dan ucap.
Tak tahu aku hendak sampaikan apa padaMu.
Hanya gumam dan rasa kesal pada diri yang ada.

Banyak cinta Kau turunkan kedalam dunia.
Tetapi sebanyak itukah perbedaan yang kau turunkan juga?
Hingga perbedaan itu menelan semua cinta yang ada.
Dan semua itu tak dapat disatukan.

Tahukah Engkau, Tuhan?
Tahukah Kau isi hatiku?
Beritahukan ku apa isinya.
Karna sulit untuk ku melihat ke dalamnya.

Bolehkan aku masih percaya padaMu?
Sementara sekelilingku tak paham akan kepercayaanku.
Tetapkah Kau mempercayaiku?
Sementara aku seringkali tawar padaMu.
--

"Aku tahu segala tentangmu"
"Aku tahu segala yang kau inginkan"
"Aku tahu segala bimbangmu"
"Lihatlah segala yang telah Kuberikan padamu"
"Tidak ada pelanggaran dimataKu"
"Jagalah dirimu"
"Berjalanlah dan Aku selalu besertamu, anakKu"

"..demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan." yes551112

Senin, 22 Agustus 2011

Hai, Dek..

Hai, Dek..

Selalu saja waktu ini datang. Waktu dimana kita bisa tertawa sekaligus bersedih. Tertawa ketika kita tahu bahwa kita dapat rasakan kegembiraan yang penuh atas diri kita sendiri, bersedih karena didalam kegembiraan itu tersimpan suatu yang besar atas diri kita dan sekitar kita

Mungkin makin jarang kita bertemu, namun yang perlu kau tahu bahwa aku selalu ada untukmu. Memang ruang dan waktu tidak memungkinkan adanya tukar suara diantara kita, namun tatapan mata pun kurasa mewakili keinginan bertemu kita, meski kerinduan itu selalu datang.

Bahwa apa yang kulakukan berbeda dengan yang kau lakukan sekarang, itu adalah pasti. Namun percayalah bahwa seharusnya kita masih punya semangat yang sama untuk melakukan apa yang ada di dalam diri kita, apa yang menjadi keinginan kita, apa yang harus kita perjuangkan, dan apa yang harus kita impikan. Aku selalu ingin melakukan yang terbaik dari apa yang bisa kulakukan, aku harapkan bahwa kau pun selalu begitu. Ingat, terbaik dari apa yang bisa kita lakukan bukanlah hal yang sama dengan terbaik dari yang kita dapatkan.

Seorang bijak mengatakan bahwa jangan pernah salahkan kita lahir miskin tetapi salahkan diri kita ketika kita mati dengan kemiskinan, juga jangan pernah salahkan diri kita lahir dengan bodoh tetapi salahkan diri kita jika kita masti dengan kebodohan. Tak peduli bagaimana kau dulu, adalah terlebih penting ketika kau berusaha dan tahu bagaimana kau berjuang untuk hidupmu.

Belajarlah dengan kegembiraan di masa mudamu, karena kegembiraan itu tak mudah untuk didapatkan, apalagi mendapatkan apa yang disebut dengan kebahagiaan. belajar dengan kebahagiaan adalah suatu anugerah. Kau dan anugerah atas rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang senantiasa membuat kau ingin terus belajar dan berkembang, di sepanjang hidupmu. Apapun yang ingin kau tahu, puaskanlah itu. Jangan pernah kau bendung sesuatu apapun, karena anugerah bukanlah milik sembarang orang.

Cara yang paling mudah untuk belajar dan memuaskan rasa ingin tahu mu adalah dengan menerima sebanyak mungkin apa yang ingin kau tahu dan gunakanlah itu sesuai dengan dirimu, sesuai dengan kebenaran yang kau percaya. Ya, kebenaran. Karena benar dan salah adalah hal yang mutlak di dunia ini. Benar dan salah bukanlah baik dan buruk. Benar dan salah merupakan ketetapan yang ada di alam ini, bukanlah suatu rekayasa dan turunan suatu generasi belaka.

Pandanglah sekitar dengan matamu lebar-lebar. Semuanya telah tersedia bagimu. Jangan pernah diam dalam pikirmu, lakumu, dan hatimu. Ketika kau rasakan perlu untuk melangkah, melangkahlah. Ketika kau rasa perlu untuk berbincang, berbincanglah. Karena aku juga pernah sepertimu, aku alami rasa dimana yang kulakukan sudah maksimal dan yang hasil yang kudapatkan tidak maksimal, namun ada saat aku bertemu anak kecil di jalan, berbincang, dan saat itupun aku tersadarkan bahwa kemaksimalanku adalah menurut pikirku sendiri. Anak kecil pun bisa sadarkanku.

Sudah banyak yang ku katakan, sampai-sampai aku takut harus berkata untukmu karena aku takut kau tak bisa dengar. Bukan aku menghindar namun aku, seperti kau juga, juga bukanlah orang yang suka digurui meski aku butuhkan juga seorang guru; juga bukanlah orang yang suka diperintah meski aku butuh untuk mendapat petunjuk dan instruksi dalam hidupku. Belajar lah dari segala hal, manusia dan alam ini adalah untukmu.

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Rabu, 06 Juli 2011

Sarinthol

Mencap mencep kemayune
Medok medok pupurane
Abang mbranang bengesane
Dandan diayok ayokke
Sarinthol lali bojone
Semakin malam, jam semakin menunjukkan bahwa hari akan segera berganti. Kali ini di ujung mata penuh dengan para gadis-gadis (tak ada hubungannya dengan arti 'masih gadis') yang tampak akan segera menuju tempat 'tuk habiskan malam mereka. Masih susah diterima dengan akalku ketika mereka habiskan hampir tiap malam mereka dengan bergoyang. Aku tak pernah menganggap mereka aneh, mungkin saja aku belum dapat merasakan apa yang mereka rasakan. Banyak diantara mereka yang sengaja habiskan malam dengan karamaian yang tak mereka dapatkan si lain tempat, atau banyak juga yang hanya ingin menikmati minuman atau banyak juga yang hanya ingin rasakan 'naik' tiap malam, meskipun tak sedikit juga yang penikmat musik yang datang untuk menikmati musik ajeb-ajebnya.
Megal megol kemayune
Mlakune digawe gawe
Sarinthol aduh manise
Ambune aduh wangine
Saiki lali bojone
Apapun itu yang mereka cari, yang lebih pasti adalah mereka harus dapat mendapatkan kebebasan mereka. Kebebasan yang bertanggung jawab. Tidak ada kebebasan yang tanpa tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap diri, sekitar, dan pasti terhadap yang empunya kita. Sangat disayangkan ketika orang sering habiskan malam mereka tapi tak tahu apa yang mereka cari, mereka hanya ikut-ikutan tapi tak dapatkan soul-nya. Atau mereka menikmati semua itu tapi tak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dia tak tahu asal usulnya. Penipuan terhadap diri sendiri.
Thol sarinthol
Mbok yho eling ling ling ling
Mbok eling asal usulmu
Thol sarinthol
Ojo ngono no no no
Bareng kenal lampu disco
Karena kita hidup bukan hanya untuk kita saja, tetapi tanggung jawab atas hidup ada di tiap kita.
Rambutmu biyen sak bokong saiki malah dipotong
Sarinthol mulih ko salon
Dandan menor moblong moblong
Sarinthol sobone disco gedhek-gedhek gela gelo

*makasih om Didi Kempot

Sabtu, 02 Juli 2011

Ketika Kangen Itu Datang..

Melepas penat pantat ini yang tampaknya sudah terlalu banyak duduk di kantor memang lebih enak kalo sambil lakuin hal-hal yang udah lama ngga kita lakuin. Sebenernya paling enak kalo pulang ke rumah. Suasana tempat nongkrong manapun, yang paling pewe beeuutt pun (kek bahasa anak gaol), pasti kalah lah sama suasana rumah yang tak tergantikan. Namun itu tak memungkinkan kali ini. Musim liburan anak sekolah ini menghalangi kepulanganku ke Solo kali ini, tiket habis sampe lima hari ke depan. Tahpapa..

Malam ini, ketika suasana Bandung di luar sana sedang padat dengan berbagai tingkah malam minggu dan mobil Jakarta yang bikin tambah macet, kayanya paling enak kalo baca buku sambil ngopi di kosan. Ya, di kamar kecil ini pun tampaknya kesegaran itu dapat dihadirkan. Hmm.. kalo dipikir-pikir sekarang, tampaknya memang banyak hal yang sudah lama tak kulakukan dan terkadang hal-hal itu bikin aku kangen. Kangen dengan banyak hal, namun banyak juga dari hal-hal itu yang memang sudah tak dapat kulakukan lagi. Yah, ada harga yang harus dibayar untuk tidak melakukan beberapa hal yang kita sukai. Namun percayalah kalau masih banyak hal-hal menarik yang belum pernah kita coba dan sedang menunggu kita untuk mencobanya.

Sudah lama juga waktu berlalu, dan tampaknya aku sudah lama tak melakukan hal-hal menarik. Waktu yang berlalu sangat cepat ini sudah bikin aku kangen dengan yang namanya joging, kambing soen, blitz, dan oh la la di malam hari. Sudah lama itu semua berlalu dan memang tidak akan lagi kulakukan itu semua. Masih dapat kulakukan hal-hal itu masing-masing, namun tak dapat kulakukannya secara bersama. Tidak dapat lagi. Waktu, tempat, dan (terutama) gengsi memang sudah terlalu besar untuk melakukan itu semua. Hahaha..

Namun itulah yang kubilang tadi, ada saatnya kita tidak dapat melakukan hal-hal yang kita suka. Terkadang kita tidak dapat melakukan hal yang kita suka karena kita harus melakukan hal yang kita harus lakukan. Sama hal nya ketika memilih untuk tidak dapat menuju puncak abadi para dewa karena memang ijin bos besar yang tidak memungkinkan dan karena memang sepertinya itu bukan jatahku. Aku sudah membuktikan bahwa nyali dan keinginanku memang besar, dan semuanya itu sudah kubuktikan. Dan semua pembuktian itu sudah aku rencanakan dan aku lakukan. Inilah pembuktian itu. Puncak abadi para dewa bukan arena pembuktianku dan juga bukan hal yang masuk dalam rencanaku, itulah alasan ketika aku harus memilih untuk naik atau tidak meskipun aku sangat ingin menikmatinya.
Hidup adalah pilihan dan konsekuensi (atas pilihan tersebut).

*tampaknya sekarang waktunya untuk menyelesaikan akhir dari tetralogi :)

Senin, 27 Juni 2011

Give Thanks for This Monday

Senin!!
Setelah kemarin hampir salah hari, hari Minggu aku kira hari Senin, ternyata pagi ini beneran hari Senin. Wow.. (entah ini wow untuk apaan, tapi keren keknya. haha..)
Ada hal menarik kali ini..
Senin pagi.
Hujan gerimis.
Tidur ga sampe tiga jam.
Dibangunin sama bos.
Ada kerjaan.
Tapi pagi ini, semangat kalipun..
Bahkan, kali ini dateng ke kantor sejam lebih awal dari biasanya..
Wow.. (kali ini udah nemuin arti kata wow)

Bukan karena ngikut alay, bukan karena ada curcol, dan bukan karena kebiasaan nulis diary (tolong dolo..); kali ini memang aku pengen ngomong "I like Monday"..

Sebenernya bukan Senin ini yang ku suka, tapi semangat seperti ini yang selalu aku harapkan. Dan kali ini dia datang di saat yang sangat tepat.
Satu kali ketika aku sedang (merasa) sendiri, pernah aku bertanya dimanakah dapat kudapatkan jawaban atas segala pertanyaanku dan semangat dari diriku. Pernah kucari semuanya itu ke segala penjuru arah. Kucari ke segala tempat, makanan, minuman, sahabat; tapi terkadang jawaban tidak datang melalui mereka semua. Aku percaya bahwa jawaban dapat datang dari mana saja, asal kita tahu yang pasti dari siapa datangnya. Terkadang memang tanpa perantara lah kita mendapat jawaban itu. Layaknya kita berbicara dengan sang matahari, terkadang semuanya itu ada di dekat kita, bahkan di dalam diri kita, namun terlalu jauh kita memandang hingga tak tahu apa yang ada di dalam kita. Carilah ke semua tempat, termasuk ke dalam diri kita.

--
Give thanks with a grateful heart
Give thanks unto the Holy One
Give thanks because He's given Jesus Christ, His Son

And now let the weak say, 'I am strong'
Let the poor say, 'I am rich
Because of what the Lord has done for us'
Give thanks
--

God bless you all ^^

Kamis, 16 Juni 2011

Letak Suatu Kepercayaan

Hai, kawan.. Kupikir kita telah punya cerita di masa lalu. Cerita masa lalu yang tak dapat diungkap ketika belum tamat..
Namun memang kita ini manusia. Makhluk yang tiada sempurna. Terkadang tangan kita tak mampu untuk meraih kuasaNya, meskipun Tuhan tak pernah terlalu lemah untuk menggenggam kita.
Hanya kita yang bisa 'tuk pikirkan pengkhianatan karena kepercayaan adalah kematian. Kematian atas diri kita, dan kematian atas pengkhianatan itu sendiri. Memang takkan cukup kuat kita menampung akal, pikiran, dan nafsu kita; namun bukan berarti tak ada arti kata mengendalikan.
Dan kupikir, penyelesaian bukanlah selalu ujung dari pengendalian, namun penyelesaian merupakan akhir dari suatu awal. Dan di titik itulah kita semua akan dipertaruhkan. Pertaruhan atas diri kita, hidup kita, dan segala pertanggungjawaban atas segala yang keluar dari kita.
Hidup memang hanya tentang aku. Hidup juga tentang kita, semua. Namun berdiri adalah prinsip hidup tiap pribadi, meskipun berjalan dapat bersama dengan sesama.

-untuk setiap engkau yang mengerti arti kepercayaan-

Masih Bisakah Orang Benar Hidup di Negeri Ini?

Reformasi. Kata itu yang aku pahami, kala itu, ketika terjadi demonstrasi besar-besaran, penjarahan dan pembakaran, yang berujung pada penurunan Pak Harto. Dan kata itu pula yang didengung-dengungkan sebagai solusi atas kerusakan dari rezim kala itu.

Dengung, tinggallah dengungan. Tanpa banyak arti, tanpa banyak perubahan mendasar.
Perubahan yang kurasa hanya lebih bebas. Entah darimana artinya bahwa demokrasi adalah kebebasan. Tapi itu yang terjadi sekarang..
Bebas mencuri, bebas korupsi, bebas menindas. Mungkin pengakuan hak atas diri inilah yang tidak diimbangi dengan pengakuan atas diri manusia disampingnya. Pencurian atas kemanusiaan.
Kebebasan menuntut, tanpa mau dituntut. Kebebasan beragama, tanpa peduli toleransi. Kebebasan mengemukakan pendapat, tanpa budaya kritis dan diskusi. Dan sepertinya tidak ada yang berani untuk mengatur negeri ini..

Keberanian yang harusnya dipakai oleh penguasa negeri ini malah hilang entah kemana. Mungkin hilang digunakan untuk menutupi apa ketakutan mereka yang lain. Ketika sang pengatur negeri harus dipangkas dalam tindakan, maka solusi termudah adalah dengan mengganti bagian terjelek dalam sistem. Layaknya membuang bagian kue yang sudah berjamur. Generasi yang telah hilang kesadaran diganti dengan generasi yang baru, yang belum punya kemauan untuk hilang kesadarannya. Namun, hal itu lagi-lagi hanya wacana. Yang ada, ketika generasi baru akan memberikan kebenarannya untuk berbuat sesuatu maka mereka lah yang akan dipangkas. Mereka dibuang jauh-jauh dari sistem pengatur negeri. Seorang dari generasi baru itu sempat berujar bahwa negeri ini sudah kacau, tidak ada kebenaran yang dapat ditegakkan untuk mengatur negeri ini. Tidak dapat digeneralisir, namun inilah kenyataan bahwa negeri ini sudah sangat jauh dari kebenaran.
Jadi, masih bisakah orang benar hidup di negeri ini?

Rabu, 15 Juni 2011

Kembang Tidur Saat Terjaga

Sore itu, seorang anak kecil berusia tiga tahun tengah terbangun dari tidur siangnya. Mencarilah dia kepada ibunya dan berkata bahwa ia baru saja melihat dalam tidurnya, "Bu, aku melihat kalo aku dan ibu ada di suatu rumah besar sekali. Rumahnya putih, tinggi, dan banyak orang yang bernyanyi untuk kita. Nyanyiannya bagus sekali lho, Bu. Tapi tiba-tiba berhenti dan aku ada di kamar. Aku takut, Bu."
Dan sang ibu berkata, "Nak, itu tadi namanya mimpi. Janganlah takut dengan sebuah mimpi. Karena dengan mimpi juga lah kita semua ada di dunia."

Ketika kita bertanya dari mana datangnya mimpi, maka akan ada banyak jawaban. Entah mana yang benar, karena semuanya akan dapat diperdebatkan. Tapi satu hal yang kupercaya bahwa ketika mimpi itu datang maka aku percaya bahwa segala sesuatu yang baik yang datang kepadaku semuanya berasal dari yang kupercaya, karena aku selalu percaya akan 'yang terbaik'.

Bagiku, mimpi bukan hanya kembangnya tidur. Meskipun akan banyak cerita yang kita dapat saat si kembang itu hadir dalam tidur kita. Ada kala cerita sedih, cerita bahagia, bahkan cerita menakutkan. Banyak cerita namun hanya satu pesan yang harus tersampaikan. Pesan bahwa masih ada hal di luar kita yang menginginkan kita berbuat sesuatu, lebih dari yang kita lakukan sekarang. Mimpi itu juga menunjukan kita masih punya harapan.

Mimpi bukanlah penglihatan saat tidur. Saat tidur kita dapat melihat sesuatu, saat bangun dan tersadar pun kita juga dapat melihat. Mimpi juga merupakan keinginan kita. Kita masih punya kesadaran dalam menentukan kemana kita melangkah kemana. Menunjukan bahwa kita juga mempunya tujuan dimana kita akan mendaratkan jejak langkah kita di suatu akhir nanti. Tujuan dan harapan yang harus kita capai, meskipun rasa gagal dan sakit akan selalu datang. Kekuatan dan perjuangan terbaiklah yang harus kita lakukan, dengan tetap memelihara rasa bahwa kita ada dalam garis pencapaian itu, dan percayalah bahwa segala yang kau mimpikan akan datang padamu, suatu saat nanti..

Tanpa mimpi, kita akan mati..
Mati roh, jiwa, dan badan ini..

save your soul

for the lost soul
i will talk to you
about pain, love, and freedom
just for the one

when the darkness come to you
don't be afraid
just smile, my soul
cause you still there for them

if everything away from you
you still have a freedom
to make a decision
to walk with full of tears or die

in future you will know the consequences of your choice
regret not coming to you
if you choose the best now
just yourself can be save your soul

Minggu, 12 Juni 2011

Dewa Malam

Aku, sang dewa malam, pernah berkata padamu bahwa kau tak harus berdoa kepadaku. Meskipun kau tetesan dari darahku dan potongan dari dagingku, kau tak harus ada bersamaku. Karena aku tahu apa arti dari kemandirian dan apa arti dari kesendirian. Karena kemandirian bukanlah kesamaan dari penderitaan, bukanlah hal yang serupa dengan kemanjaan. Dan kesendirian bukanlah suatu keantisosialan.

Hai, kau sang sahabatku! Pernah kau, dalam pintamu, inginkan satu waktu dari beribu jamanku. Kau inginkan secuil waktu dalam suatu tempat. Aku, sang dewa malam, hanya dapat berucap kata sepakat. Meski aku tahu kau takkan hadir dalam janjimu. Laku dan ucap yang berbeda takkan buatku heran dalam benak. Aku telah tahu sebelum waktu itu datang.

Tetap hadir aku dalam waktumu, meski akhirnya kau ambil apa yang telah kau ucap. Kau ketuk pintu dalam perenunganku, aku keluar dari gua peraduanku, tetapi kau tak datang dalam katamu sendiri.

Hai, aku lah sang dewa malam. Takkan pernah hilang dalam waktuku. Sesal pun tak akan tembus relungku. Namun berhati-hatilah kau dalam laku dan ucapmu. Karena aku hanya seorang dewa malam, sang penguasa malam. Hanya malam..

Rabu, 08 Juni 2011

Jejak

Percikan air menerpa wajah
Menghentak diri dari alam mimpi
Sedikitpun tak sadar akan diri
Dimanakah jiwa ini?

Pekat malam tanpa cahaya
Diujung pandang pun tak tampak
Angin dan laut pun serasa tertawakan diri
Dan selubung takut diantaraku

Namun pandang kembali beradu
Jari dan suara temani diriku
Tahu aku arti aku, kau, dan bersama
Meski aku 'kan tetap melangkah sebagai pribadi

Dan jiwa ini pun kembali
Meski malam akan tetap gelap
Ku tahu ku tak seorang diri
Karna beribu bintang selalu ada bagiku, di atas sana
'tuk awasi jejakku..

-laboan bajo, 020611-

Senin, 02 Mei 2011

Pendidikan kah?

"Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli/membodohi.
Apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu."
-Apa Guna (Wiji Tukul)-

Gambaran itukah yang masih melekat hingga sekarang? Bukankah sudah bertahun-tahun berlalu masa-masa dimana kita dibodohi oleh penjajah, oleh kungkungan budaya, bahkan oleh rezim? Dimanakah sebuah kata yang bernama "pendidikan"?


Hai, kawan!! Jaman itu mungkin sudah berlalu. Sekarang ini kami sudah banyak melihat pendidikan ada dimana-mana. Pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi sudah ada dimana-mana. Mengapa kau tanyakan keberadaannya?

Maaf, aku tak tahu kalau itu yang namanya pendidikan. Yang aku tahu semua yang kau sebutkan itu hanya bangunan dengan plang yang tertera di depan, yang mungkin semakin besar bangunan maka semakin besar pula nama yang terpampangnya. Bangunan yang di isi oleh banyak orang hilir mudik dengan seragam kebanggaannya. Bangunan yang di dalamnya ada sebuah proses dialog (terkadang monolog), buku, tulis, hitung, dan uang.
Aku tak tahu apakah jika sebuah bangunan (atau gubuk reyot) yang di dalamnya tidak ada buku, seragam, bangku, dan uang tetapi ada proses pembelajaran dan transfer ilmu bisa disebut dengan pendidikan?

Sok berat bahasamu. Aku tak tahu proses transfer ilmu macam apa yang kau inginkan. Yang ada sekarang adalah pendidikan, sudah itu kami lengkapkan semua di dalamnya. Kurikulum, fasilitas, sistem, keberlanjutan. Tak ragu kami akan hasil yang akan diperolehnya. Sistem ini sudah sangat teruji, sudah mengikuti perkembangan jaman, sudah sesuai dengan negara-negara maju yang canggih teknologinya. Pendidikan adalah sistem, ilmu dan tujuan.

Aku suka perkembangan. Aku tak menolak jaman. Tetapi lihatlah apakah jaman ini dirasakan oleh semua orang yang berhak merasakan. Lihatlah apakah yang kau sebut pendidikan itu telah berguna bagi masyarakat terkecil. Kau sendiri yang sebut sistem tetapi kau hanya ambil apa yang orang lain buat, bukan kau buat sendiri untuk bangsamu. Kalau kita ingin maju bolehlah kita lihat ke atas, tetapi jangan pernah kita lupa bahwa masih ada yang tenggelam di bawah kita. Tak bisa kita rengkuh langit dengan menginjak dalam-dalam kepala manusia di bawah kita hingga terbenam di dalam lumpur. Sistem macam apa yang bisa meninggalkan mereka yang di belakang dengan membiarkan mereka dengan keterbelakangan mereka. Pendidikan adalah pengertian, kesadaran, dan tindakan.


Mungkin bukan jaman lagi jaman kita ditindas oleh penjajah, oleh budaya atau oleh rezim; namun masih banyak musuh yang harus kita berantas. Tak sadar kita telah dijajah oleh yang namanya individualisme, egoisme, hedonisme, dan materialisme; mungkin pun dengan isme-isme lainnya. Akankah ini bisa dijawab hanya dengan sebuah hitam di atas putih, itupun kalau disertai dengan sebuah pelaksanaan?


Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional
-Pendidikan merupakan proses yang takkan berhenti, dan takkan dapat dihentikan-

Kamis, 21 April 2011

Si Anggrek dan Sang Pengampun

Setiap kali melihatmu, sebenarnya aku tak tahu harus berbuat apa. Aku hanya tahu kalau rasa sakit hati itu akan kembali muncul setiap melihatmu. Berulang kali muncul selalu aku coba untuk tak hiraukan dan kembali memadamkannya. Tapi selalu saja dia kembali..

Ada satu kali aku baca tentang sebuah rasa memaafkan bagi sesama kita. Saat kubaca pertama kali, aku teringat padamu dan itu menyadarkanku akan pentingnya sebuah pengampunan. Kesadaran akan pengampunan.
...

BUKAN UNTUK MARAH..

Ada seorang tuan menyukai bunga anggrek. Pada suatu hari ketika hendak pergi berkelana, dia berpesan kepada bawahannya, harus hati-hati merawat bunga anggreknya.

Selama kepergiannya, bawahannya dengan teliti memelihara bunga-bunga anggrek tersebut. Namun, pada suatu hari ketika sedang menyiram bunga anggrek tersebut, tanpa sengaja menyenggol rak-rak pohon tersebut sehingga semua pohon anggrek berjatuhan dan pot anggrek tersebut pecah berantakan dan pohon anggrek berserakan.

Para bawahannya yang sangat ketakutan, bermaksud menunggu tuannya pulang dan meminta maaf sambil menunggu hukuman yang akan mereka terima.

Setelah sang tuan pulang mendengar kabar itu, lalu memanggil para bawahannya, dia tidak marah kepada mereka, bahkan berkata, "Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adalah untuk dipersembahkan kepada org yg suka melihatnya, dan yang kedua adalah untuk memperindah lingkungan di daerah ini, bukan demi untuk marah saya menanam pohon anggrek ini."

Perkataan tuan ini sungguh benar, "Bukan demi untuk marah menanam pohon anggrek."

Dia bisa demikian toleran, krn walaupun menyukai bunga anggrek, ttp di hatinya tdk ada rasa keterikatan akan bunga anggrek. Oleh sebab itu ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tsb, tidak menimbulkan kemarahan dlm hatinya.

Sedangkan kita dlm kehidupan kita, sering terlalu banyak kekhawatiran, terlalu peduli pada kehilangan & memperoleh, sehingga menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Kita merasa tdk bahagia.

Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak,
"Bukan demi marah menjadi sahabat."
"Bukan demi marah menjadi suami istri."
"Bukan demi marah melahirkan dan mendidik anak."
Maka kita bisa mencairkan rasa marah & kesusahan yang ada dalam hati kita & berubah menjadi damai.

Sahabat....

Setelah membaca artikel ini, ketika hendak bertengkar dengan keluarga,istri/suami saudara,
sahabatmu,ingatlah perjumpaan kalian,bukan demi untuk rasa marah..

Aku sadar dan bisa untuk mengampuni apa yang orang lain lakukan untuk ku. Namun tak tahu aku mengapa sakit itu kerap kali muncul. Tak mudah untuk melupakan, aku tahu itu. Namun bukan hanya melupakan dan memaafkan, aku juga ingin menyelesaikannya.


"...dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
-satu hari menjelang peringatan akan Dia yang mengorbankan diri di atas salib sehingga pengampunan terbesar ada untuk ku dan dunia ini-

Kamis, 14 April 2011

Dit.. Sekarang Aku Tahu..

Saat itu baru sehari aku punya kuya. Dan belum sehari mereka kulantik, kau sudah mengeluarkan amarahmu pada seorang dari mereka. Aku tahu apa yang kau maksud dan aku sangat paham apa yang kau ingini. Tentang bagaimana kaderisasi berjalan adalah banyak kesamaan anatara aku dengan kau.

Semalam aku berbincang dengan seseorang yang kuyanya dari angkatan kuya yang pernah kena amarahmu itu. Dan semalam adalah malam dimana aku sangat emosi. Dia berkata, "Mau diapakan juga, organisasi ini tak akan berubah."
Bolehkah aku marah?

Memang jaket itu sudah bukan bagian dari kulitku, tapi darah ini yang telah dibentuknya takkan pernah berhenti mengalir.

Aku tahu, Dit.. Aku tahu sekarang.. Aku tahu apa yang kau rasakan saat itu..
Darah ini bergejolak saat orang itu merusak apa yang telah kita perjuangkan dahulu..
Ingin rasanya kuhajar orang itu.. (disaat-saat ini aku teringat kau, Dit..)
Tapi kalau kau berurusan dengan seorang wakil dari angkatan mereka, kali ini aku berurusan dengan pemimpin kita saat ini..
Pemimpin saat ini berkata seperti itu dan (dengan bangganya) hendak membawa kita semua ke jurang kehancuran.
Mungkin yang kau rasa dahulu seperti yang aku rasa saat ini, ingin rasanya ku non him kan orang itu. Tak layak dia menjadi bagian dari kita, apalagi menjadi pemimpin kita..

Bolehkah aku marah, Dit?

Minggu, 13 Maret 2011

Yang Terbesar dari Manusia

Kefatalan manusia yang terbesar adalah sombong.
Kebodohan manusia yang terbesar adalah menipu.
Kesedihan manusia yang terbesar adalah iri hati.
Kegagalan manusia yang terbesar adalah rendah diri.
Kebanggaan manusia yang terbesar adalah keuletan.
Kehancuran manusia yang terbesar adalah putus asa.
Kekayaan manusia yang terbesar adalah kesehatan.
Ketidakmampuan manusia yang terbesar adalah membayar hutang budi.
Keluhuran manusia yang terbesar adalah memaafkan.
Kekurangan manusia yang terbesar adalah bersungut-sungut.
Kebajikan manusia yang terbesar adalah rela berkorban.


-dari satu buku yang kubaca 50 hari yang lalu-

50 Hari Telah Berlalu

Pagi cerah hari ini. Kumainkan jemariku di atas keyboard laptop ini. Terdengar satu lagu "Kembali PadaMu"-One Way. Rasa itu kembali menyelimutiku ketika kulayangkan pandangan mata ini ke sebelah kiri. Masih terasa seperti kemarin saja ketika kami lakukan foto yang terpajang di meja itu..

24 Desember 2010
"Teng.. Teng..", bunyi bel rumahku terdengar nyaring siang ini. Ku buka pintu rumahku dan ternyata kiriman paket yang kupesan beberapa hari yang lalu telah sampai.
Paket dari Sumatera ini sengaja kupesan untuk makan bersama di Natal kali ini. Sudah lama aku ingin makan bersama sekeluarga dengan hasil keringatku. Aku ingin bersama-sama merasakan apa yang kudapat dari hasil kerjaku. Tak mungkin kulakukan dengan mengajak sekeluarga ke rumah makan karena pasti aku tak boleh membayarnya. Banyak yang lebih berwenang soalnya, hehe..

28 Desember 2010
Semalam aku bilang ke Mami kalau lagi ingin makan soto. Pagi ini sengaja kami bangun pagi-pagi untuk sarapan soto. Kami berempat (Mami, Papi, ko Christ, aku; ci Lina sudah masuk kerja) menuju ke soto di daerah Tipes. Jarang aku makan di tempat ini karena aku punya tempat langganan lain tapi memang disini enak, seperti yang dibilang Mami.
Dan makan pagi itu merupakan terakhir kalinya kami makan bersama.

15 Januari 2011
Pagi ini aku pulang dari kampus. Sepanjang jalan pulang menuju kos, aku selalu terbayang kalau aku akan bertemu dengan seorang kawanku. Sudah lama aku tak bertemu dia karena ada masalah diantara rasa kami ini. Aku memang ingin bertemu dia sejak lama, tapi selalu kondisi menutup keinginan ini. Di otakku selalu terbayang kalau aku akan bertemu dia yang sedang joging pagi ini.
Aku berhenti di jalan depan kos ku. Aku duduk sejenak sambil menunggu nasi kuning yang kupesan untuk makan siang nanti. Tak berapa lama, aku lihat kawanku itu joging melewatiku. Sejenak kami berbincang basa-basi. Masih terasa kejanggalan diantara kami. Tapi yang membuatku terkejut adalah apa yang terbayang di otakku beberapa menit yang lalu menjadi kenyataan. Entah..

16 Januari 2011
Berlanjut dari pertemuan kemarin, siang ini kami bertemu untuk makan siang. Kegiatan rutin yang telah lama tidak kami lakukan.
Dan aku masih ada di tempatnya ketika ada telepon dari Mami.
"Papi sakit.", kata Mami dari ujung sana. Sejenak aku berbincang dengan Mami dan kutahu keadaan di Solo beberapa hari belakangan ini.
Beberapa saat setelah kututup telepon, kembali bayangan itu masuk ke dalam pikiranku. Aku terbayang kalau aku sedang di rumah Solo dan saat itu Papi tidak ada di rumah.
Segera aku buang jauh-jauh bayangan itu, tetapi setiap ada kesempatan di sepanjang hari itu, selalu bayangan itu masuk ke dalam pikiranku. Aku berdoa dan berserah padaNya.

20 Januari 2011
Sore ini aku masih duduk di kampus. Masih kutunggu langit gelap untuk pulang ke kos, aku malas pulang sore itu karena pasti kena macet di jalan.
Ketika aku duduk sendirian itu, kudengar panggilan telepon dari ci Lina.
"Dri, Papi meninggal.", suara itu terdengar bersama isak tangisnya.
Aku masih tak percaya. "Ci, ini serius? Beneran nih?", pikiranku kosong seketika.

Sepanjang perjalanan di kereta, aku tak tahu harus bagaimana. Air mata ini terus mengalir, meskipun aku ingin tegar.
"Dek, kamu harus kuat. Beritahu saya kalau ada yang diperlukan, apapun.", satu dari belasan telepon yang kuterima. Berpuluh-puluh SMS kuterima malam itu untuk menyatakan rasa belasungkawa.
Sejenak aku merasakan penguatan dari Tuhan atas keberadaan mereka semua yang memperhatikanku.
Termasuk pelukan seorang kawan sesaat sebelum aku naik ke kereta. Ingin kubalas pelukan itu, namun aku tak sanggup. Rasa sedih ini sangat dalam, entah. Kami berdua punya cerita yang sama. Meskipun saat ini kami sedang jauh, tetapi dia datang untuk berikan bahunya.
Dan aku hanya berkata, "Kenapa kalau sudah begini semuanya terasa lebih mudah buat kamu?". Maaf.
Aku selalu teringat Papi dan semua yang di Solo saat di sepanjang perjalanan ini.

23 Januari 2011
Tiga hari ini berpuluh-puluh telepon dan SMS yang masuk ke HPku padahal aku tak memberitahu mereka semua, pikiran ini terlalu kalut dengan kejadian yang mendadak ini.
Aku bersyukur pada Tuhan atas pemberian sahabat-sahabat yang perhatiannya sangat besar kepada kami sekeluarga.
Termasuk ketika kulihat seseorang beransel yang memasuki ruangan dan memberikan penghormatan terakhir kepada Papi dan keluarga. Sosok itu telah membuatku kembali bersyukur. Dia seorang diri datang dari Jakarta ke ruangan ini dengan membawa rasa seorang sahabat dan saudara. Dalam hati aku berjanji tuk hormati dia di sepanjang umurku, dialah seorang.
Termasuk seorang sahabat yang selalu meneleponku dari seberang negara sana. Termasuk keluarganya yang memperhatikanku saat ini. Aku tahu, kalau dia pasti datang kesini jika tidak sedang ada ujian. Bagaimanapun ujian kali ini sangat penting baginya dan tak bisa ditinggalkan.
Aku tahu banyak diantara kawan-kawan yang ingin datang ke ruangan ini, namun aku juga tahu kalau peristiwa mendadak ini tak memungkinkan bagi mereka. Aku sangat bersyukur atas mereka yang menyebarkan berita duka ini kepada kawan-kawanku yang lain, mereka yang selalu menelepon dan me-SMS ku setiap waktu, mereka yang memperhatikanku meski tak bisa disampingku, serta mereka yang memilih melanjutkan liburan mereka.
Terima kasih, sahabat-sahabat ku!
Dan aku bersyukur kepada Tuhan atas mereka semuanya. Hanya karena Dia lah!

Pagi ini peti jenazah akan dikebumikan. Terakhir kali kami bersama-sama sekeluarga dalam satu acara. Namun acara kali ini adalah acara perpisahan, perpisahan raga diantara kami. Aku tahu kalau suatu saat nanti kami akan berkumpul kembali di surga bersama-sama dengan Tuhan.
Sejenak aku bersedih, namun kembali aku dikuatkanNya. Dia mengingatkanku pada suatu cerita tentang saat-saat menjelang kematianNya. Sesaat sebelum kematianNya, Dia pernah berkata pada seorang disampingNya bahwa orang tersebut, yang telah mengakuiNya di saat-saat terakhir hidupnya, akan bersama-sama denganNya di surga kekal. Senyum menghiasi hatiku meskipun mata ini tak bisa berhenti menangis. Hatiku bahagia ketika aku sedih.


Beribu orang memberikan penghormatan. Beribu ucapan kedukaan kami terima. Beribu perhatian kami rasakan. Beribu kenangan kami simpan di dalam hati. Beribu ucapan syukur tetap dapat kami ucapkan.
Semuanya hanya ketika KasihMu yang besar menyelimuti kami semua..

Kau tunjukkan kasihMu saat kami membutuhkan.
Kau buat kami percaya bahwa rancanganMu senantiasa benar dan baik bagi semua.
Kau buat pesta yang sangat meriah di atas sana untuk menyambut kadatangan anakMu.
Kau buat kami tak takut lagi akan hari esok.

"Selamat Jalan, Papi."
-50 hari berlalu kepergian dia yang selalu kuhormati, menuju alam kekal bersama Dia yang takkan pernah sekalipun pergi dari hidup kita-

Selasa, 08 Maret 2011

Semoga Akan Selalu Ada..

Ketika mendung semakin bergelayut, mentari pun tertutup.
Mega yang dahulu sejukkan hati, entah hilang kemana.
Waktu terus berjalan, tetapi sang rasa tetap tak beranjak dari tempatnya.
Sedih.

Aku kira semuanya ini tentang otak dan hati.
Memang tak ada yang menang diantaranya.
Karena aku minta keduanya untuk selalu bersama.
Tapi bukan berarti bahagia tak boleh datang.

Karena bahagia itu berarti senyuman.
Sebuah senyum pada bibirku.
Tapi tak ada arti ketika hanya satu bibir yang tersenyum.
Karena dunia milik kita.

Jalan ke bukit telah dipilih, tak ada jalan tuk kembali.
Hanya terjatuh yang hentikan semua.
Hati ini siap untuk melangkah, meskipun otak semakin keras berteriak.
Namun yang terkecilpun bukanlah tak mungkin.

Karena hidup adalah pilihan.
Dan kesalahan merupakan tuntutan atas pilihan itu.
Meskipun maaf tak dapat hapuskan tuntutan, tetapi dapat tenangkan jiwa.
Semoga itu akan tetap ada.

Ekstremnya Perubahan (Cuaca) Sekarang..

Udara beberapa hari ini tampak kurang bersahabat. Cuaca yang panas terik, tiba-tiba saja hujan lebat. Alam bergerak, badan pun bergejolak (opo meneh iki?). Maksudnya, perubahan cuaca yang ekstrem gini mau tak mau bakal berefek pada kondisi badan kita. Udah dari seminggu ini badan berasa tak enak. Sakit tidak, sehat pun bukan. Tampaknya ini kebalikan dari suatu kondisi yang disebut fit. ckck..

Beberapa hari belakangan ini, aku mendengar beberapa kali orang berbicara mengenai gelar. Ada pembicaraan yang kudengar sendiri bahwa kuliah ini (pembicara tersebut sedang kuliah) hanya untuk mencari gelar saja. Bahkan satu dari beberapa orang tersebut sempat berbicara seperti ini, "Apapun yang diminta dosen, turuti saja. Yang penting gelar ditangan."
Hallo? Ada otak nggak di dalam?
Masbro-mbaksis yang tercinta, (tolong dulu!) terserahlah kalian ini kalau kuliah hanya buat gelar saja tapi mbok ya jangan segitu amat ga punya pemikiran sendiri. Dosen juga manusia kok, yang bisa diajak bertukar pikiran. Okelah kalau semisal ada dosen yang ga mau diganggu gugat, tapi hak kita buat memberikan pemikiran kita, entah ujungnya bakal diterima atau tidak.

Kondisi suasana perkuliahan tersebut juga berlanjut pada kondisi kemahasiswaan. Pembicaraan malam hari bersama beberapa mantan mahasiswa kaleng-kaleng (istilah merendah, bukan tidak mau berperan) tentang adik-adik mahasiswa sekarang ini. Sudah lama aku tak berkutat dengan kondisi mereka, tampaknya sudah semakin besar perbedaan antara kami dengan mereka.
Kondisi yang sangat berbeda ketika mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka perbuat sendiri. Parah. Ketika banyak tuntutan akan sosok mahasiswa terhadap kondisi sosial yang ada, mereka bukan hanya tak bisa berbuat banyak, tetapi (bahkan) mereka tak tahu mengapa mereka melakukan tindakan mereka. (Bukankah setiap tindakan kita harus dipertanggungjawabkan?)

Tak bisa kita salahkan kondisi yang ada. Tak bisa kita salahkan sistem yang ada (meskipun salah juga). Karena seharusnya setiap tindakan dan pergerakan didasarkan pada otak dan pikiran kita. Karena (seminimal-minimalnya) kita akan bertanggung jawab terhadap pikiran kita, selain kepada yang empunya kita dan kepada status kita di dunia.

..pada awalnya dimulai dengan pikiran.
menabur tindakan, menuai kebiasaan.
menabur kebiasaan, menuai karakter.
menabur karakter, menuai jalan hidup.
(CPG).

Semakin ekstrem kondisi sekarang ini. Semakin kuatkanlah dirimu supaya tak kaget jika hujan datang ketika mentari bersinar.

Kamis, 03 Maret 2011

Selama Langit yang Sama Masih Menaungi Kita..

Menjadi suatu hari yang sangat berbahagia ketika ada satu kesempatan untuk kembali lakukan apa yang telah lama tidak kita lakukan.

Ada suatu masa ketika kita pernah meneriakkan apa yang ada di otak dan jiwa kita pada dunia kita berpijak; pada kampus ini, pada negara ini. Kita teriakkan apa yang kita anggap benar. Tentang idealisme, tentang tatanan yang ada, tentang kondisi sosial, tentang kritik, tentang pembelaan bagi kaum tertindas, tentang apapun yang terjadi.
Bahagia?
Ya. Ketika kita menyuarakan tentang kebenaran (menurut kita) dan segalanya dapat dipertanggungjawabkan, maka kita akan bahagia meskipun masih banyak perjuangan yang harus dilanjutkan setelah banyak kita bersuara. Tapi untuk bisa bersuara saja, kita dapat berbahagia walau sementara.
Mengapa?
Sebelum bersuarapun, kita harus dapatkan suara itu dengan tanggung jawab penuh. Proses penyadaran untuk mendapatkan suara itulah yang membuat kita harus banyak bersyukur.

Kesadaran membuat kita bahagia sekaligus menderita.
Bahagia karena kesadaran itu merupakan anugerah, yang mungkin tidak akan di dapat oleh setiap orang. Menderita karena ketika kesadaran itu kita dapatkan maka tidak ada pilihan lain selain kita laksanakan langkah selanjutnya, kecuali kita memilih menjadi pecundang yang tidak melakukan tapi hanya memikirkan. Itu semua pilihan.

Dan langit yang sama masih menaungi kita hari ini dan esok nanti..
Akankah kita masih punya kesadaran itu dan mau langkahkan kaki lebih jauh lagi? Terkadang kita serasa tak punya kesempatan untuk melangkah ketika masa bersorak-sorak kita telah usai.
Tidak, kawan. Meskipun masa bersorak-sorak kita telah lama berlalu, kita masih punya masa untuk tetap wujudkan apa yang pernah kita perjuangkan dulu. Kesempatan itu masih ada. Dan bukankah kita pernah katakan bahwa kesempatan itu bukan datang dengan sendirinya, kesempatan itu dapat kita buat sendiri.

Dan langit hari ini terasa cerah..
Ketika kesempatan itu sudah ada di depan kita dan kita melakukan langkah kaki kita terhadap perjuangan, sayup-sayup terdengar kembali sorak-sorak kita dulu. Masih sangat terbuka kesempatan untuk kita dapat wujudkan perjuangan kita, dimanapun kita berada saat ini. Atau hanya sebegitu kecil kah hatimu ketika tembok lembaga, institusi, dan perusahaan dapat membelenggu kita sehingga kita tak mungkin melangkah lagi?
Dimanapun kita berada, kita masih bisa tuk melangkah dan berjuang bersama. Tentang seberapa jauh kita melangkah, bukankah itu tak pernah kita pikirkan. Karena yang selalu harus kita pikirkan adalah hati untuk terus melangkah.

Rabu, 02 Maret 2011

The Seven for 24

"belajar lebih cerdas, bukan lebih keras."

"people will forget what you said,
people will forget what you did,
but people will never forget how you made them feel."

"Man needs to choose, not just accept his destiny."

"Give Thanks."

"Enjoy your own journey."

"Before taking any important decision in life, it is always good to do something slowly."

"Tuhan memberimu pelangi di setiap badai
Senyum di setiap air mata
Berkat di setiap cobaan
Lagu indah di setiap helaan nafas
Dan jawaban di setiap doa."


*thanks, my friends..
[p][y] God bless..

Jumat, 18 Februari 2011

Bukankah Kita Bangsa Pembelajar?

Banyak cerita tentang negeri ini, dimana terdapat banyak orang-orang yang berilmu tinggi..
Cerita tentang pejuang-pejuang kemerdekaan yang menuntut ilmu demi kemerdekaan, ketika kesadaran bahwa perang secara fisik tidaklah cukup untuk merebut kemerdekaan..
Ketika dimulainya kesadaran bahwa kebangkitan Indonesia dimulai dari pendidikan..
Dan sekarang, ketika berjuta-juta orang Indonesia telah menempuh pendidikan tingkat tinggi..
..
ada cerita dibalik itu semua..

---
asw.wr.wb
salam sejahtera

tgl 10 februari kmaren,,gw dah genap 3 bulan di Desa Belang-Belang, Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara...
Pertama-tama,,gw amat bersyukur atas ksmpatan yg gw dpt ksmpatan untuk berbagi sdikit ilmu dan cerita ke adek-adek kita di timur Indonesia :D
n gw lg pengen sdikit berbagi,,bolehlah ya?

dr ibukota Bacan, LAbuha (tmpat dimana ad 2 warnet dan klo dibandingin ama bdg jauh abis)..prlu naek perahu ktinting 40an menit k desa gw..dan karenanya,,ga gmpang bolak-balik ke kota..nah jadi,,,di SD gw ditmpatkan (SD Inpres Belang-Belang), ada 8 guru rsmi terdaftar (5 PNS dan 2 PTT)...tp yg 2 PTT, kontraknya dah expired 9 bulan (jd dlm 1 bulan trakhir,,mrk baru muncul 1-2 kali)...PNS yang aktif mngajar hnya 1 org, yg 1 lg,kepsek (amat sgt sibuk dan sering ke LAbuha..sminggu plg mncul 1x n beliau ga ngajar)...dan yg 3 PNS lg, yg 1 br mncul 1x dlm hmpir 3 taon trakhir - kt org2, yg 1 mncul 1minggu 1x,,senen jam 9an (guru kls 1,dr jam 7.30-10.30) n 1 org lg kdg mncul 3hari bruntun..lalu ilang 1minggu...

gitu deh kondisinya...dlm 2,5 mnggu prtama smster 2,,gw mngajar 6 kelas simultan (n akhirnya gw bagi 2 shift,,7.30-10.30,10.30-13.30)...aktualnya,,gw plg j2 tiap hari,,krn di skolah gw ga ad jam,,,listrik,..n yg pnya jam di desa ini ga gt bnyak (plg d msjid) n anak2 gw sring telat dtg,,,trus y pulangny trpaksa gw telatin...

anak2 kls 1-2 blon bs baca,,plg br knal huruf...kls 3 lmyan,,plg bcny terbata-bata,,bbrp ad yg tidak bisa baca sama skali...itung2an? kacau..pnjumlahan kacau,,pengurangan apalagi...jgn bicara soal perkalian n pembagian...
anak2 di sini bnyk yg amat antusias ngajar,...masalahnya...guruny terbatas...saat ini,,cm ada 2 guru aktif (trmasuk gw dan pns yg td gw sbut di atas,azhar)...

mrk tidak tahu soekarno presiden 1,,boro2 tau terzaghi,,c.k.wang,,einstein,,newton,,syeikh puji,,atau dewa joe..(pelan2 gw kenalin tokoh2 hebat dunia,,soekarno,,terzaghi entar2 aja lah ya)..

awalny,,mrk (kls 6),,klo 2x4=8..,maka 8:2 = 4...bwt mrk,,2-3 = 1..
cita-cita mrk jd pegawai kntor (liat sinetron,,at least di sini masi ad tv), artis,.hny 2 org dr 120 org yg gw ajar yg tau dokter itu apa...

lebi kacau lg,,buku cetak pelajaran...fiuh..yayasan IM (tmpat gw krja) mmbekali gw buku cetak pelajaran smua kelas masing2 1 eksemplar,,masalahnya bahkan guru-guru di tmpat gw skrg,,bnyk yg ga pnya buku cetak..apalagi anak2nya??

satu lagi,,di sini,,mukul adalah hal yg biasa...orangtua mukul anak,,anak mukul anak yg lebi kecil...hmpir tiap hari,,ada anak yg berkelahi...suara bntakan dan bunyi tangis anak adalah nada normal di kmpung ini..

boro-boro mau ikut UASBN...kls 6 gw bru aja tau,,klo ada yg namanya EYD (ejaan yg dismpurnakan)

anak2 kls 6 SD di sini,dl lulus UASBN dgn cara "you know lah"..dan bwt yg ckup mampu skolah di kota,,stlah kira2 1/2 taon mrasakn jenjang smp di LAbuha (ga bnyak)..akhirnya berhenti skolah scara full,,karena tidak mampu mengikuti pelajaran di desa...
bisa dikatakan,,,bwt anak2 gw di sini,,kelas 6 = kelas 2 atau 3 di kota...


sori,,gw bukanny ngeluh..karena job gw di sini emg bwt mmbntu mrk mndpatkn ksmpatan pndidikan yg memadai,,and i'm grateful atas kesmpatan yg gw dapat di sini...tapi,skali lg,gw cm pengen berbagi cerita ke kalian smua,,shingga mngkin kita smua bisa bersyukur lebi bnyak untuk smua yg tlah kita pnya...

selain itu,,baru2 ini,,,gw ngbuka perpustakaan untuk anak2 ini...Alhamdulillah,,slama ini,,ud ada buku2 dr UNICEF dan Save The CHildren yg tersimpan di lemari2 skolah sjak 2007 (n brhub kepsek baru,,ga ad yg tau klo mrk pnya buku..)..the problem is,,ga ad buku pelajaran...
gw akan amat bertrimakasih,,klo dari temen2,,yg pnya adek ato ponakan,,ato mngkin anak (nah lho) yg br lulus sd mengirimkan buku2 bekasnya k desa ini...
they're sure gonna need that....ato sapa tau,,ad yg kelebihan duit (cth : om d*e*o bot*l) yg trtarik mnyisihkan sdikit uangnya bwt dibeliin jd buku...yg pnting bntukny buku (khususnya KTSP 2006 --> kurikulum skrg) n tdk brbentuk uang (d Labuha,,ga ad buku cetak plajaran,,msti beli di ternate - 8 jam naek kapal)

bwt yg ingin berbagi,,bs sms gw k 085255821***....
nnti gw kontak org2 Ind. MEngajar,,bwt ngirimin k tmpat gw..

mohon maaf sblonny,,klo ad yg sms gw ato nelp gw susah bgt nympenya,,maklum,,,gw cm bisa nerima sinyal di satu spot,,dkt mesjid tpi pantai...n kl lg badai,,ga ad sinyal men..n di sini sering bgt mati lampu (bisa smpe 10hari),,jd kadang2 hp gw lowbat..

n mohon maaf jg klo ada kata2 gw yg mnyinggung kisanak skalian

thx n sukses yak!

wa'alaikumsalam wr.wb
---

(cerita dari seorang kawan yang sedang berjuang di Indonesia Mengajar)

Sebuah cerita ironik dari cerita-cerita tentang kebanggaan kita akan segala yang kita punya..
yang jadi pertanyaan, "Bukankah masih sama seperti dahulu, kita adalah bangsa yang berjuang, kita adalah bangsa yang merdeka, kita adalah bangsa yang belajar?"

You can teach a student a lesson for a day; but if you can teach him to learn by creating curiosity, he will continue the learning process as long as he lives. ~Clay P. Bedford~

*thanks for your share, Heng..
Ingat selalu bahwa dimanapun kita berada jadilah berkat bagi sekitar kita, termasuk menjadi pintu berkat bagi sesama.. :)

Selasa, 15 Februari 2011

Another Story in Potluck

Seorang pendeta pernah berkata berkata kepadaku, "Kenakanlah segala sesuatu yang kamu pakai secara fungsional, jangan hanya karena kesukaanmu saja.". You are what you wear..
Bukan hanya karena suka saja, engkau pakai apa yang ada di dirimu tanpa melihat fungsinya.

Tangan ini, yang dulu pernah kosong, sempat terhias gelang ini. Sebuah simbol kepercayaan yang diberikan bagiku, dari sebuah hubungan yang erat. Dia yang berikan.

Pernah terucap akan janji di masa mendatang. Suatu ucap akan keberadaan satu senantiasa ada untuk yang lain. Entah dewa mana yang datang, aku pun tak tahu eros atau philia yang ada. Aku sedikit tak peduli dewa mana itu, hanya janji yang kuingat.

'Aku percaya padamu. Aku ingin wujudkan hal yang sama denganmu. Wujudkan keliaran kita dan matikan ketakutan kita, bersama. Aku butuh kau.'
Sedikit kata yang pernah terucap..
Tetapi kini mungkin tiada arti.
Mengapa?

'Tak semua hal perlu kau tahu. Dan aku sedang tak nyaman dengan kondisi ini.'
Aku tahu kalau tak semua hal perlu diketahui oleh ku. Aku pun juga begitu, tapi tak pernah aku bilang. Aku sadar dan tahu kalau masing-masing pribadi membutuhkan (meskipun sedikit) kebebasan individunya. Tetapi ketika hal itu terucap kepadaku, aku tahu arti ucapan itu. Ucapan itu berarti ucapan mengingatkan akan jalan masuk menuju pintu dan menutup pintu batas seorang individu.

Aku bukan seorang pencipta yang perlu mengetahui setiap apa dalam ciptaannya. Aku hanya seorang tukang kebun yang membersihkan dan merawat kebun, tanpa perlu tahu setiap kandungan ilmiah yang terkandung dalam setiap tanaman dan tanah di kebun ini. Aku hanya ingin ciptakan keindahan kebun, dan berharap bahwa setiap orang yang melihatnya akan tersenyum merasakan betapa indahnya kebun itu.

Semuanya itu telah menjadi masa lalu. Yang lalu akan tetap menjadi bagian dari sekarang, yang sekarang akan tentukan masa depan..
Masa sekarang sudah kuambil dengan semua pilihan yang kupunya, dengan kondisi bahwa kau tak berikan pilihan, karena segalanya akan dipertanggungjawabkan kelak..
Dan ketika secara fungsional sudah tak ada, maka kutanggalkan apa yang ada pada diriku..

*Seorang jenderal di Cina pernah berkata "Jika bisa memilih, lebih baik punya seribu musuh daripada seorang kawan yang berkhianat.". Menurutmu?

Minggu, 13 Februari 2011

Don't Give Up! God will never give up on you.

Time after time you've been left behind
Like the sun when it's starting to rain
Time after time you've been forgotten
Like a picture that's faded with age
Time after time you ran after me
When I was still running away

You never give up on me
No, You never give up on me
Though I'm weak you are strong
You told me I still belong
No, you never, never give up on me

Time after time I've used your grace
As a way to do what I please
I've taken for granted prayers that you answered
Never been all I could be
You are holding out your hands
And now I clearly see

You never give up on me
No, You never give up on me
Though I'm weak you are strong
You told me I still belong
No, you never, never give up on me

You always erase all my mistakes
You lift me up when I'm down
Through all the ages, Your love never changes
You welcome me just as I am

You never give up on me
No, You never give up on me
Though I'm weak you are strong
You told me I still belong
No, you never, never give up on me
Never give up, never give up on me...


One day I decided to quit...
I quit my job, my relationship, my spirituality...
I wanted to quit my life.
I went to the woods to have one last talk with God.
"God", I asked, "Can you give me one good reason not to quit?"

His answer surprised me...
"Look around", He said.
"Do you see the fern and the bamboo?"
"Yes", I replied.
"When I planted the fern and the bamboo seeds, I took very good care of them. I gave them light. I gave them water. The fern quickly grew from the earth. Its brilliant green covered the floor. Yet nothing came from the bamboo seed. But I did not quit on the bamboo. In the second year the Fern grew more vibrant and plentiful. And again, nothing came from the bamboo seed. But I did not quit on the bamboo." He said.
"In year three there was still nothing from the bamboo seed. But I would not quit. In year four, again, there was nothing from the bamboo seed. I would not quit." He said.
"Then in the fifth year a tiny sprout emerged from the earth. Compared to the fern it was seemingly small and insignificant... But just 6 month later the bamboo rose to over 100 feet tall. It had spent the five years growing roots. Those roots made it strong and gave it what it needed to survive. I would not give any of my creations a challenge it could not handle."
He asked me. "Did you know, my child, that all this time you have been struggling, you have actually been growing roots".
"I would not quit on the bamboo. I will never quit on you."
"Don't compare yourself to others." He said.
"The bamboo had a different Purpose than the fern. Yet they both make the forest beautiful."
God said to me. "You will rise high".
"How high should I rise?" I asked.
"How high will the bamboo rise?" He asked in return.
"As high as it can?" I questioned.
"Yes". He said, "Give me glory by rising as high as you can."


Prayer is not an option but an opportunity. Don't tell the Lord how big the problem is, tell the problem how Great the Lord is!
-God will never give up on you (and me)--

For I know the plans I have for you, declares the LORD. Plans to prosper you and not to harm you. Plans to give you hope and a future.



*thanks to [f]. you come to me at the right time.. :)