Selasa, 15 Februari 2011

Another Story in Potluck

Seorang pendeta pernah berkata berkata kepadaku, "Kenakanlah segala sesuatu yang kamu pakai secara fungsional, jangan hanya karena kesukaanmu saja.". You are what you wear..
Bukan hanya karena suka saja, engkau pakai apa yang ada di dirimu tanpa melihat fungsinya.

Tangan ini, yang dulu pernah kosong, sempat terhias gelang ini. Sebuah simbol kepercayaan yang diberikan bagiku, dari sebuah hubungan yang erat. Dia yang berikan.

Pernah terucap akan janji di masa mendatang. Suatu ucap akan keberadaan satu senantiasa ada untuk yang lain. Entah dewa mana yang datang, aku pun tak tahu eros atau philia yang ada. Aku sedikit tak peduli dewa mana itu, hanya janji yang kuingat.

'Aku percaya padamu. Aku ingin wujudkan hal yang sama denganmu. Wujudkan keliaran kita dan matikan ketakutan kita, bersama. Aku butuh kau.'
Sedikit kata yang pernah terucap..
Tetapi kini mungkin tiada arti.
Mengapa?

'Tak semua hal perlu kau tahu. Dan aku sedang tak nyaman dengan kondisi ini.'
Aku tahu kalau tak semua hal perlu diketahui oleh ku. Aku pun juga begitu, tapi tak pernah aku bilang. Aku sadar dan tahu kalau masing-masing pribadi membutuhkan (meskipun sedikit) kebebasan individunya. Tetapi ketika hal itu terucap kepadaku, aku tahu arti ucapan itu. Ucapan itu berarti ucapan mengingatkan akan jalan masuk menuju pintu dan menutup pintu batas seorang individu.

Aku bukan seorang pencipta yang perlu mengetahui setiap apa dalam ciptaannya. Aku hanya seorang tukang kebun yang membersihkan dan merawat kebun, tanpa perlu tahu setiap kandungan ilmiah yang terkandung dalam setiap tanaman dan tanah di kebun ini. Aku hanya ingin ciptakan keindahan kebun, dan berharap bahwa setiap orang yang melihatnya akan tersenyum merasakan betapa indahnya kebun itu.

Semuanya itu telah menjadi masa lalu. Yang lalu akan tetap menjadi bagian dari sekarang, yang sekarang akan tentukan masa depan..
Masa sekarang sudah kuambil dengan semua pilihan yang kupunya, dengan kondisi bahwa kau tak berikan pilihan, karena segalanya akan dipertanggungjawabkan kelak..
Dan ketika secara fungsional sudah tak ada, maka kutanggalkan apa yang ada pada diriku..

*Seorang jenderal di Cina pernah berkata "Jika bisa memilih, lebih baik punya seribu musuh daripada seorang kawan yang berkhianat.". Menurutmu?

Tidak ada komentar: