Rabu, 06 Mei 2009

Jejak Langkah.. 01

Jalanan Solo, 2009
Malam ini sepi. Masih seperti malam-malam di beberapa tahun belakangan. Lampu temaram yang temani langkahku kini. Langkah seorang pemuda. Langkah yang ingatkan aku, betapa jalanan ini, kota ini, pernah selalu terbangun. Kota ini, dan di jalan yang kususuri ini, pernah menemani langkahku di malam hari. Tiap langkahku mengingatkan pada langkah kecilku di waktu itu...

Satu rumah di Solo, 1995
Hanya riang yang kuingat.. Malam ini, udara dingin. Di sebelahku ada mami, papi, kedua kakakku, oom ku dan emakku (nenek). Di halaman ini, kami berkumpul. Senda gurau berseling di antara obrolan malam ini. Aku hanya duduk sembari berusaha mencerna apa yang sedang dibincangkan mereka. Ahh.. Tidak tahu aku. Aku hanya tahu jika ada pembicaraan ringan diantara mereka..
Ku amati bayang besar pohon mangga, yang berada di halaman rumah.. Bau nasi goreng kegemaranku segera tercium di penciumanku. Nasi goreng dari gerobak kecil inilah kegemaranku. Gerobak kecil yang selalu menjajakan aneka masakan inilah yang hampir selalu menemani kami sekeluarga dalam melepas lelah dan obrolan malam. Segera kuraih sepiring nasi goreng, beserta hangatnya kedamaian di kota ini...

Sebuah jalan kecil di Solo, 1996
Jalan ini tidak pernah sepi. Warung kecil itu tak pernah tutup sepanjang malam. Menjelang pagi, keramaian digantikan oleh penjaja makanan pagi di jalan ini juga. Selalu terdengar obrolan dan tawa di tengah sepinya malam...

Sebuah rumah di Solo,1998
Gelap.. Listrik mati.. Sepi..
Kring.. Kring.. Berkali-kali telepon di rumah ini berdering.
Hanya kalimat "Kami baik-baik saja" yang bisa kami berikan pada mereka.
Semenjak siang, terjadi kerusuhan dan pembakaran di hampir seluruh kota ini. Dari lantai atas rumahku, terlihat kepulan asap yang menutup langit biru Solo. Bukan sekedar asap biasa yang bisa menghitamkan langit Solo. Asap hitam pembakaran toko, rumah, kendaraan, dan nyawa yang mengatasnamakan reformasi dan ke-etnis-an.
Malam ini semakin mencekam.. Aku tidak bisa tidur. Suatu waktu aku bisa saja dipaksa pergi dari rumahku sendiri. Dipaksa atas dasar reformasi. Meskipun aku tak tahu apa itu reformasi yang sesungguhnya..
Aku yang masih tak mengerti apa itu politik, apa itu kekuasaan orba, hanya bisa merasakan.. Tidak ada lagi damai...

Sebuah jalan kecil di Solo,2009
Kini, warung itu sudah tutup. Entah karena sudah habis makanan di dalamnya, atau sudah tidak ada lagi keramaian yang menyertainya. Yang pasti, keduanya telah menjadi kesepian yang amat sangat di malam ini...