Senin, 27 Juni 2011

Give Thanks for This Monday

Senin!!
Setelah kemarin hampir salah hari, hari Minggu aku kira hari Senin, ternyata pagi ini beneran hari Senin. Wow.. (entah ini wow untuk apaan, tapi keren keknya. haha..)
Ada hal menarik kali ini..
Senin pagi.
Hujan gerimis.
Tidur ga sampe tiga jam.
Dibangunin sama bos.
Ada kerjaan.
Tapi pagi ini, semangat kalipun..
Bahkan, kali ini dateng ke kantor sejam lebih awal dari biasanya..
Wow.. (kali ini udah nemuin arti kata wow)

Bukan karena ngikut alay, bukan karena ada curcol, dan bukan karena kebiasaan nulis diary (tolong dolo..); kali ini memang aku pengen ngomong "I like Monday"..

Sebenernya bukan Senin ini yang ku suka, tapi semangat seperti ini yang selalu aku harapkan. Dan kali ini dia datang di saat yang sangat tepat.
Satu kali ketika aku sedang (merasa) sendiri, pernah aku bertanya dimanakah dapat kudapatkan jawaban atas segala pertanyaanku dan semangat dari diriku. Pernah kucari semuanya itu ke segala penjuru arah. Kucari ke segala tempat, makanan, minuman, sahabat; tapi terkadang jawaban tidak datang melalui mereka semua. Aku percaya bahwa jawaban dapat datang dari mana saja, asal kita tahu yang pasti dari siapa datangnya. Terkadang memang tanpa perantara lah kita mendapat jawaban itu. Layaknya kita berbicara dengan sang matahari, terkadang semuanya itu ada di dekat kita, bahkan di dalam diri kita, namun terlalu jauh kita memandang hingga tak tahu apa yang ada di dalam kita. Carilah ke semua tempat, termasuk ke dalam diri kita.

--
Give thanks with a grateful heart
Give thanks unto the Holy One
Give thanks because He's given Jesus Christ, His Son

And now let the weak say, 'I am strong'
Let the poor say, 'I am rich
Because of what the Lord has done for us'
Give thanks
--

God bless you all ^^

Kamis, 16 Juni 2011

Letak Suatu Kepercayaan

Hai, kawan.. Kupikir kita telah punya cerita di masa lalu. Cerita masa lalu yang tak dapat diungkap ketika belum tamat..
Namun memang kita ini manusia. Makhluk yang tiada sempurna. Terkadang tangan kita tak mampu untuk meraih kuasaNya, meskipun Tuhan tak pernah terlalu lemah untuk menggenggam kita.
Hanya kita yang bisa 'tuk pikirkan pengkhianatan karena kepercayaan adalah kematian. Kematian atas diri kita, dan kematian atas pengkhianatan itu sendiri. Memang takkan cukup kuat kita menampung akal, pikiran, dan nafsu kita; namun bukan berarti tak ada arti kata mengendalikan.
Dan kupikir, penyelesaian bukanlah selalu ujung dari pengendalian, namun penyelesaian merupakan akhir dari suatu awal. Dan di titik itulah kita semua akan dipertaruhkan. Pertaruhan atas diri kita, hidup kita, dan segala pertanggungjawaban atas segala yang keluar dari kita.
Hidup memang hanya tentang aku. Hidup juga tentang kita, semua. Namun berdiri adalah prinsip hidup tiap pribadi, meskipun berjalan dapat bersama dengan sesama.

-untuk setiap engkau yang mengerti arti kepercayaan-

Masih Bisakah Orang Benar Hidup di Negeri Ini?

Reformasi. Kata itu yang aku pahami, kala itu, ketika terjadi demonstrasi besar-besaran, penjarahan dan pembakaran, yang berujung pada penurunan Pak Harto. Dan kata itu pula yang didengung-dengungkan sebagai solusi atas kerusakan dari rezim kala itu.

Dengung, tinggallah dengungan. Tanpa banyak arti, tanpa banyak perubahan mendasar.
Perubahan yang kurasa hanya lebih bebas. Entah darimana artinya bahwa demokrasi adalah kebebasan. Tapi itu yang terjadi sekarang..
Bebas mencuri, bebas korupsi, bebas menindas. Mungkin pengakuan hak atas diri inilah yang tidak diimbangi dengan pengakuan atas diri manusia disampingnya. Pencurian atas kemanusiaan.
Kebebasan menuntut, tanpa mau dituntut. Kebebasan beragama, tanpa peduli toleransi. Kebebasan mengemukakan pendapat, tanpa budaya kritis dan diskusi. Dan sepertinya tidak ada yang berani untuk mengatur negeri ini..

Keberanian yang harusnya dipakai oleh penguasa negeri ini malah hilang entah kemana. Mungkin hilang digunakan untuk menutupi apa ketakutan mereka yang lain. Ketika sang pengatur negeri harus dipangkas dalam tindakan, maka solusi termudah adalah dengan mengganti bagian terjelek dalam sistem. Layaknya membuang bagian kue yang sudah berjamur. Generasi yang telah hilang kesadaran diganti dengan generasi yang baru, yang belum punya kemauan untuk hilang kesadarannya. Namun, hal itu lagi-lagi hanya wacana. Yang ada, ketika generasi baru akan memberikan kebenarannya untuk berbuat sesuatu maka mereka lah yang akan dipangkas. Mereka dibuang jauh-jauh dari sistem pengatur negeri. Seorang dari generasi baru itu sempat berujar bahwa negeri ini sudah kacau, tidak ada kebenaran yang dapat ditegakkan untuk mengatur negeri ini. Tidak dapat digeneralisir, namun inilah kenyataan bahwa negeri ini sudah sangat jauh dari kebenaran.
Jadi, masih bisakah orang benar hidup di negeri ini?

Rabu, 15 Juni 2011

Kembang Tidur Saat Terjaga

Sore itu, seorang anak kecil berusia tiga tahun tengah terbangun dari tidur siangnya. Mencarilah dia kepada ibunya dan berkata bahwa ia baru saja melihat dalam tidurnya, "Bu, aku melihat kalo aku dan ibu ada di suatu rumah besar sekali. Rumahnya putih, tinggi, dan banyak orang yang bernyanyi untuk kita. Nyanyiannya bagus sekali lho, Bu. Tapi tiba-tiba berhenti dan aku ada di kamar. Aku takut, Bu."
Dan sang ibu berkata, "Nak, itu tadi namanya mimpi. Janganlah takut dengan sebuah mimpi. Karena dengan mimpi juga lah kita semua ada di dunia."

Ketika kita bertanya dari mana datangnya mimpi, maka akan ada banyak jawaban. Entah mana yang benar, karena semuanya akan dapat diperdebatkan. Tapi satu hal yang kupercaya bahwa ketika mimpi itu datang maka aku percaya bahwa segala sesuatu yang baik yang datang kepadaku semuanya berasal dari yang kupercaya, karena aku selalu percaya akan 'yang terbaik'.

Bagiku, mimpi bukan hanya kembangnya tidur. Meskipun akan banyak cerita yang kita dapat saat si kembang itu hadir dalam tidur kita. Ada kala cerita sedih, cerita bahagia, bahkan cerita menakutkan. Banyak cerita namun hanya satu pesan yang harus tersampaikan. Pesan bahwa masih ada hal di luar kita yang menginginkan kita berbuat sesuatu, lebih dari yang kita lakukan sekarang. Mimpi itu juga menunjukan kita masih punya harapan.

Mimpi bukanlah penglihatan saat tidur. Saat tidur kita dapat melihat sesuatu, saat bangun dan tersadar pun kita juga dapat melihat. Mimpi juga merupakan keinginan kita. Kita masih punya kesadaran dalam menentukan kemana kita melangkah kemana. Menunjukan bahwa kita juga mempunya tujuan dimana kita akan mendaratkan jejak langkah kita di suatu akhir nanti. Tujuan dan harapan yang harus kita capai, meskipun rasa gagal dan sakit akan selalu datang. Kekuatan dan perjuangan terbaiklah yang harus kita lakukan, dengan tetap memelihara rasa bahwa kita ada dalam garis pencapaian itu, dan percayalah bahwa segala yang kau mimpikan akan datang padamu, suatu saat nanti..

Tanpa mimpi, kita akan mati..
Mati roh, jiwa, dan badan ini..

save your soul

for the lost soul
i will talk to you
about pain, love, and freedom
just for the one

when the darkness come to you
don't be afraid
just smile, my soul
cause you still there for them

if everything away from you
you still have a freedom
to make a decision
to walk with full of tears or die

in future you will know the consequences of your choice
regret not coming to you
if you choose the best now
just yourself can be save your soul

Minggu, 12 Juni 2011

Dewa Malam

Aku, sang dewa malam, pernah berkata padamu bahwa kau tak harus berdoa kepadaku. Meskipun kau tetesan dari darahku dan potongan dari dagingku, kau tak harus ada bersamaku. Karena aku tahu apa arti dari kemandirian dan apa arti dari kesendirian. Karena kemandirian bukanlah kesamaan dari penderitaan, bukanlah hal yang serupa dengan kemanjaan. Dan kesendirian bukanlah suatu keantisosialan.

Hai, kau sang sahabatku! Pernah kau, dalam pintamu, inginkan satu waktu dari beribu jamanku. Kau inginkan secuil waktu dalam suatu tempat. Aku, sang dewa malam, hanya dapat berucap kata sepakat. Meski aku tahu kau takkan hadir dalam janjimu. Laku dan ucap yang berbeda takkan buatku heran dalam benak. Aku telah tahu sebelum waktu itu datang.

Tetap hadir aku dalam waktumu, meski akhirnya kau ambil apa yang telah kau ucap. Kau ketuk pintu dalam perenunganku, aku keluar dari gua peraduanku, tetapi kau tak datang dalam katamu sendiri.

Hai, aku lah sang dewa malam. Takkan pernah hilang dalam waktuku. Sesal pun tak akan tembus relungku. Namun berhati-hatilah kau dalam laku dan ucapmu. Karena aku hanya seorang dewa malam, sang penguasa malam. Hanya malam..

Rabu, 08 Juni 2011

Jejak

Percikan air menerpa wajah
Menghentak diri dari alam mimpi
Sedikitpun tak sadar akan diri
Dimanakah jiwa ini?

Pekat malam tanpa cahaya
Diujung pandang pun tak tampak
Angin dan laut pun serasa tertawakan diri
Dan selubung takut diantaraku

Namun pandang kembali beradu
Jari dan suara temani diriku
Tahu aku arti aku, kau, dan bersama
Meski aku 'kan tetap melangkah sebagai pribadi

Dan jiwa ini pun kembali
Meski malam akan tetap gelap
Ku tahu ku tak seorang diri
Karna beribu bintang selalu ada bagiku, di atas sana
'tuk awasi jejakku..

-laboan bajo, 020611-