Rabu, 29 Oktober 2014

You're Always Been 'There'

Bukan sekali ini aku melihatmu berganti baju didepanku, seolah kau tak tahu bahwa aku duduk di belakangmu. Bahu dan punggung tegapmu seolah menyiratkan kepadaku bahwa kau sosok wanita yang tegar, balutan bra hitam kesukaanmu seolah membungkus rapat tiap misteri dalam tiapperjalanan hidupmu.
Kupikir, saat-saat seperti inilah saat-saat aku menikmatimu dengan seluruh indraku. Saat dimana kau mulai melepas bajumu dihadapanku. Meski kau berbalik dan berdiri jauh dariku, aku masih dapat menikmati lekuk tubuhmu dan merasakan hangatnya sentuhan kulitmu. Meski peluh membasahimu, wangi tubuhmu tetap tercium hidungku hingga menyentuh bagian terindah dalam memoriku.
Sejenak kau menoleh ke arahku. Mungkin hendak memastikan apakah aku menatap lekat tubuh dewasamu.
Sembari kau memakai kaos hitam kesukaanmu, kau berkata kepadaku, "Happy Birthday!!".
"Tak terasa ya, sudah banyak ulang tahun yang kita lewati bersama. Dan kita masih bisa saling mengucapkannya."
"Aku selalu merasa beruntung dapat mengucapkan syukur karena selalu ada kesempatan untuk kita saling jaga", sambungmu.

Aku menghela nafas sejenak ketika kau mulai berdiri dihadapanku. Kutundukkan kepalaku. Aku mulai berpikir bahwa memang benar waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa memang bahwa sepuluh tahun ini telah kita lewati bersama. Berbagai macam peristiwa pun telah hadir diantara kita namun tetap saja aku merasa beruntung karena kau tetap berada bersama denganku, hingga detik ini.
"Hei, apa yang kau pikirkan?"
"Kau selalu memikirkan banyak hal bahkan hingga ke sesuatu yang sangat jauh. Pikiranmu terlalu liar. Tapi mungkin itu yang membuat kita bersama."
"Kali ini akuingin berdoa untukmu.."
"Bapa, semoga apa yang dia mimpikan sejalan dengan apa yang Kau siapkan buat dia. Kalaupun ternyata berbeda, semoga pria dihadapanku ini Kau beri iman yang kuat seiring perjalanan ini sehingga bisa senyum selalu."

Aku sedikit tersenyum mendengarnya. Kurasa, pada bagian ini, Bapa sudah mulai mengabulkan doamu.
"Iman yang kuat.", kataku dalam hati.
Mungkin itu yang kubutuhkan. Aku akan kembali jauh darimu. Perjalananku belum selesai dan aku harus kembali untuk meninggalkanmu.
Kurasa, aku memang membutuhkan iman yang kuat untuk tetap mengingatmu seperti aku mengingat Bapaku. Iman yang dimana ketika kita jauh, aku tetap dapat mempercayaimu dan mengandalkanmu. Serta, iman yang dimana ketika kita bersama, seperti saat ini, kita dapat mencurahkan kerinduan dan segala curahan hati kita tanpa melanggar prinsip yang kita bangun bersama.

Aku teringat ketika kita pernah membahas antara tabu dan sakral. Kita berdua memang bisa berbicara apapun tanpa takut melanggar sesuatu karena tidak ada hal yang tabu bagi kita. Namun, di atas dari hal-hal yang tabu itu, kita masih tahu bahwa ada hal yang sakral. Hal yang sakral inilah yang tidak dapat kita langgar.
Ya, kurasa kita tetap membutuhkan iman yang menjaga kita tetap utuh seperti saat ini meski banyak hal yang tabu bagi masyarakat kita yang telah kita acuhkan.

"Thank you for being a friend and a brother, who's always been 'there', who scolds when I'm wrong, ho smiles when I'm happy, who always thinks and cares about me no matter where."
"Thank you for being you", ucapmu sembari kau mendekat dan memeluk erat kepalaku

Pelukanmu serasa menjalar hingga ke nadiku.
Aku merasakan kehangatan yang sangat amat, seolah pelukanmu menjadi perisai yang dapat melindungiku dari ketakutan-ketakutan yang sering menghampiriku.
Aku tahu bahwa terkadang aku terlalu memikirkan banyak hal hingga kemungkinan terkecil sekalipun. Hingga aku merasa terus khawatir mengenaimu.
Namun, kali ini, semuanya seolah lenyap dari ingatanku. Remasan jarimu pada rambutku seolah memberikan kata bahwa kau adalah wanita yang cukup layak untuk kupercayai.
Harum perutmu yang tepat berada di penciumanku memberikan sedikit rasa damai dalam jiwaku. Mungkin damai ini yang selalu membuatku merasakan bahwa kita selalu berada di jalan yang sama, jalan kebenaran.

Jalan kebenaran yang selalu kita impikan. Aku tahu bahwa terlalu sulit jalan yang ada di hadapan kita. Namun, aku tahu juga tahu bahwa jalan sesulit apapun takkan berarti bagi kita selama kita masih punya harapan. Harapan yang selalu membuat kita merasakan bahwa kita tak pernah sendiri dan tak pernah ditinggalkan sampai kapanpun.


Hasratku kembali mencuat ketika kau dekatkan wajahmu dihadapanku.
Lirih kudengar kau berkata, "Hope God always shower you with blessing in every aspect of your life."
"Be still. Aku tahu bahwa Tuhan selalu menjagamu.", ucapmu sambil tersenyum.

Aku tahu aku selalu berhasrat ketika melihat sosok wanita dihadapanku. Namun, kau berbeda. Aku tak pernah berhasrat kepadamu, tak ada nafsu yang menggebu, meski kau seringkali memperlihatkan lekuk tubuhmu kepadaku. Kurasa kau tahu itu.
Kupikir, aku hanya punya rasa sayang yang terlalu sangat kepadamu. Kalaupun suatu saat aku harus menjamahmu, aku ingin bahwa jamahan sayang yang terjadi, bukan jamahan yang penuh dengan nafsu yang tak terkendali,
Dan kali ini aku semakin mengerti bagaimana Tuhan menjagaku, dan menjagamu.

"Semoga kau juga selalu ingat, walau kita terpisah jarak dan waktu, walau terkadang tampaknya aku tak dapat dijangkau, aku selalu ingat kamu dan selalu berdoa buatmu.", ucapmu sambil tersenyum manis.

Ya, aku tahu. Dan akupun ingin kau tahu bahwa kau selalu kuingat dan kusebut dalam doaku. Aku tak pernah berhenti memikirkanmu.
Mungkin doa kita itulah yang selalu menjangkau kita.
Kita yang terhilang masing-masing selalu dapat menyatu dalam sebuah tangan yang menggenggam. Kuharap genggaman sebuah doa dapat terus menjadi kekuatan batin diantara kita, meski raga kita tak bertemu.
Kupikir aku juga merupakan pria yang beruntung. Di saat banyak pria berada di sekitarmu dan terkadang membuatku cemburu, namun ternyata merekalah yang seharusnya cemburu karena bagaimanapun namakulah yang selalu kau simpan dalam hati dan dalam tiap doamu.

Sejenak aku tersenyum. Bahagia dan rasa damai menyelimutiku.
Kukecup indah parasmu dan berkata tepat di telingamu, "Thanks.. You are also always been 'there'."


Bandung, 27.10.2014
-Thanks, God.You're always been 'there' for us..-

Tidak ada komentar: