Selasa, 03 Maret 2009

Kembali Mengenang Kasus IMG: IMG vs Ponari

Sudah lebih dari 3 minggu kasus meninggalnya Dwi Yanto (22), mahasiswa teknik geodesi ITB, tetapi sampai sekarang belum ada kejelasan akhir dari insiden ini. Empat hari lalu, ada anak IMG (pake jaket, makanya gw tau) yang lagi praktikum 'ngeker-ngeker' di deket sipil. Kayanya sih anak 2007, biasanya yang tugas gituan tu anak tingkat 2. Pas gw tanya ke mereka tentang kelanjutan kasus mereka, mereka bilang kalo belum ada sidang dan kepastian. Yang gw tau, pihak kepolisian menyatakan kalo tidak ada kekerasan dalam kegiatan ospek IMG tersebut (sama dengan pengakuan beberapa anak dan alumni IMG yang ngobrol ma gw).

Peristiwa IMG itu hampir berbarengan sama peristiwa Ponari, si dukun cilik. Dan hingga hari ini, berita Ponari masih menghiasi berita di tv dan koran. Sudah tiga minggu heboh, kegiatan Ponari sudah memakan empat korban meninggal. Mereka yang meninggal tersebut karena fisik yang lemah saat berada di antrian.

Dua peristiwa ini hampir bersamaan dan hampir sama kasusnya. Empat orang meninggal pada kegiatan yang dilakukan Ponari, seorang mahasiswa meninggal pada kegiatan yang dilakukan IMG. Pada kedua kasus tersebut, kematian yang terjadi akibat kelemahan fisik pada peserta kegiatan. Kedua kasus tersebut juga tidak ada tindakan kekerasan. Tidak ada bukti penganiayaan saat antrian pada kasus Ponari, begitu juga pada kasus IMG (kecuali otak lo sudah tercemar dengan pikiran sempit tentang kaderisasi=ospek=kekerasan. Kalau pikiran lo kaya gitu, mending lo buruan cuci muka, mandi, dan renungin hidup lo yang terbatas ini.. Piss bro..)

Dari kedua kasus tersebut, siapakah yang bertanggung jawab? Apakah ini salah IMG ITB? Apakah ini salah Ponari? Apakah salah IMG yang hanya memberikan nilai mahasiswa dan manusia kepada adik-adiknya? Apakah salah Ponari yang hanya memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang tak mampu?

Dengan niat, tujuan dan cara yang baik; tentu akan memberikan hasil yang baik juga. Selain semua hanya kehendak Tuhan YME.
Kita yang berencana, tetapi Tuhan yang berkehendak.

Tidak ada komentar: