Rabu, 15 Desember 2010

Pilihanku: Kopi Dingin

Angin malam ini masih berhembus kencang, seperti beberapa malam sebelumnya. Uap kopi panas menemani malamku kali ini. Aku tak bermasalah dengan angin malam ini, hanya saja jangan biarkan kopi di tanganku menjadi cepat dingin, hai angin..

Kulihat ke langit atas. Hitam. Berhias beberapa bintang yang bersinar terang. Aku teringat akan cerita tentang Bintang Timur. Mungkin ada beberapa dari kita yang sudah pernah cerita sebelumnya. Tak usahlah aku ceritakan kisah itu. Namun ada satu pertanyaan dalam hatiku saat ini, "Mengapa sang Bintang Timur memilih untuk menyinari bumi?" Sebenarnya boleh lah kalau bintang itu memilih untuk tak menyinari bumi. Bahkan, mungkin, dia boleh memilih untuk tak bersinar sama sekali. Tetapi, saat ini sinarnya telah sampai di bumi. Dan kunikmati..

"Kau punya pilihan. Tiap manusia punya pilihan. Dan kau berhak untuk memilih apapun, dengan segala pertimbangan dan tanggung jawabnya." begitu kira-kira seorang kawan berkata padaku tentang hidup ini. Tak dapat kusangkal. Aku sepakat. Bukan karena kawanku yang bijak ini yang berbicara, namun memang seperti itulah pendapatku tentang hidup ini. Bagiku hidup ini adalah pilihan. Pilihan untuk melakukan sesuatu dan untuk tidak melakukan sesuatu. Pilihan untuk melangkah maju atau mundur. Bahkan, pilihan untuk memilih atau tidak. Dan untuk itulah manusia diberi kehendak bebas.

Kehendak bebas atas anugerah (kalau boleh kusebut seperti ini) untuk memilih ini sangat berat karena engkau yang memilih akan menerima tanggung jawab atas pilihan itu. Kau bisa (dan boleh) memilih untuk mempunyai impian atau tidak. Tapi aku yakin kalau tiap manusia mempunyai impian dan harapan di masa depan. Tanpa harapan ini, tidak ada guna lagi kehidupan. Lagi-lagi itu hanya pemikiran dari otakku yang sempit ini :)

Ketika kita mempunyai harapan, kita pun dapat memilih apakah kita akan mewujudkan impian kita itu atau tidak. Aku, kau, kita boleh memilih untuk memperjuangkan mimpi yang diberikan pada kita atau memperjuangkan hal lain. Tapi, ingat, perjuangan wujudkan mimpi adalah hakekat manusia, di luar itu adalah kemunafikan. Bisakah engkau punya mimpi tetapi tidak berani berjuang untuk mendapatkannya? Jangan pernah menyesal tidak mendapatkan impianmu karena kau tidak berjuang dengan baik. Tugas kita hanya berjuang, dan hasil di tangan sang empunya 'pemberi hasil perjuangan'. Apapun hasilnya, itulah hasil perjuanganmu, dan itu takkan sia-sia..

Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai..

*ah, sudah dingin kopi ku.. (sebuah konsekuensi dari pilihan atas adanya tulisan ini) :D

Bandung, 10 hari menjelang datangnya peringatan akan Dia yang memilih untuk wafat bagiku.

Tidak ada komentar: