Sabtu, 15 Maret 2014

Setengah Langkah

Akhirnya..

waktu yang dinanti oleh banyak orang telah datang. Sang Ibu memberikan mandat kepada 'anak'nya untuk berjuang menjadi pemimpin negeri ini.

Kali ini kali kedua kebangkitan. Setelah yang pertama menjadi gerakan perlawanan atas rezim penguasa puluhan tahun dan yang kedua menjadi oposisi atas dua kali masa pemerintahan dari pemerintah autopilot (seperti yang dikemukakan banyak media dan pengamat, 2012). Euforia pada kebangkitan pertama ditandai dengan ketidaksiapan penuh menjadi penguasa. Berbagai masalah di kondisi yang kacau tidak dapat diselesaikan dengan kapasitas yang dipunyai. Banyak yang diperbaiki namun banyak pula yang belum tersentuh.

Kali ini cerita itu berubah. Menjadi kubu yang tidak turut berkuasa atas pemerintahan, masa ini dilakukan dengan membangun diri terus-menerus untuk tetap menjadi wadah atas kuasa rakyat. Dalam proses berdiam diri inilah membentuk diri dan membangun kapasitas terus dilakukan dengan menjadikan rakyat atas tuannya dan membentuk kader terbaik sebagai wakil dari rakyat.

Kebangkitan kedua ini dirasa sangat pantas. Partai yang membangun diri dan terus berjuang untuk rakyat bukanlah musuh dari bangsa. Dia yang dimiliki oleh rakyat seharusnya akan terus memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Penunjukan kader terbaik untuk mewakili rakyat menjadi pemimpin atas negara ini pun harus dilakukan. Memang kekuasaan yang diinginkan, namun bukan kekuasaan atas partainya saja, juga kekuasaan penuh rakyat.

Pemberian mandat kepada sang anak masih merupakan setengah langkah. Setengah langkah lagi yang diperlukan adalah menunjukkan bahwa kebangkitan ini juga didukung oleh kapasitas besar yang telah lama disiapkan. Bukan hanya satu anak ini saja yang akan berlari namun juga akan didukung dengan anak-anaknya yang lain, yang siap berlari untuk memberikan perubahan bagi negeri dan bangsa ini hingga seluruh rakyat dapat tegak berdiri menyongsong sang fajar penuh harapan.


...bahwa terus mendengar suara paling senyap sekalipun.
...bahwa terus membuka mata untuk melihat derita rakyat dan berjuang untuk rakyat.
...bahwa terus mengasah nurani dan akal sehat untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang timbul.
...bahwa mendengar, melihat, peduli, dan tetap berada di setiap detak kegalauan rakyat.
(Megawati Soekarno Putri)

Tidak ada komentar: