Sabtu, 14 Desember 2013

Kebenaran dalam Segelas Bir

Kali ini bukan aku saja yang sedikit melihat dunia dengan sedikit berbayang, kawanku W juga sepertinya sudah memasuki dunia yang sama denganku. Memang benar dia yang mengajakku ke tempat ini dan dia pula yang lebih berpengalaman dibandingkan aku. Namun kali ini pengaruh atas kami sepertinya sudah melebih keseriusan kami ketika datang, senyuman sudah banyak menghiasi wajah kami. Tak lupa senyuman pelayan yang sangat hangat mengantar kami menyelesaikan banyak topik perbincangan..

Bagiku, bukan hal sulit untuk merasakan keramaian dan kegembiraan, bukan juga hal yang sulit untuk merasakan kesendirian. Namun kebersamaan itu sulit datang diantara keduanya ketika aku sedikit menolaknya. Hanya sedikit saja, padahal.

Dua gelas bir membawa kenikmatan tersendiri bagi kami. Dapat menikmati bir di kerajaan bir memang hal yang sangat istimewa. Disini bir bukanlah hal yang tabu, seperti layaknya di tempatku berasal. Bukan hanya karena bir disini lebih nikmat dibandingkan disana (cola saja lebih nikmat disini, beberapa orang bilang karena di tempatku berasal harganya harus disesuaikan sehingga bahannya pun sedikit berbeda), namun terlebih karena orang-orang disini sudah menikmatinya untuk konsumsi sehari-hari dan tidak ada kelakuan yang aneh-aneh akibat mengkonsumsi minuman segar ini sehingga tidak ada pula stigma negatif terhadap minuman ini. Terlebih karena harganya yang sangat murah.

Kau tahu, bukannya aku ingin berada di tempat ini untuk menikmati segelas bir saja, aku rasa kali ini aku hanya menikmati sedikit keinginanku tanpa meninggalkan tanggung jawabku. Artinya, sepertinya di tempat ini aku diberi kebebasan yang bertanggung jawab atas kelakuanku. Aku bisa menikmati apa yang tidak terlarang bagiku dan yang menjadi hiburan bagiku, terlebih karena aku bisa mengendalikan hingga diposisi mana aku boleh merasakannya. Suatu anugerah tersendiri ketika kita bisa memperolah kebebasan seperti itu, kebebasan yang bertanggung jawab.

Di dalam diriku pun aku sangat percaya bahwa apa yang kudapat hingga saat ini pun bukan hanya karena kebebasan memilih yang diberikan kepadaku (beserta konsekuensinya), namun juga karena dorongan Semesta yang selalu diberikan padaku. Entah bagaikmanapun bentuknya tapi aku merasakannya dan mengetahuinya bahwa itulah yang menjadi dasar bagiku untuk selalu terus melangkah. Tiap kali ada orang yang tidak percaya kata hati, dia takkan percaya pada keberadaan Semesta. Karena bagi dia, kata hati merupakan bentuk lain dari dalam hati kita. Sementara aku selalu percaya bahwa tiap kita selalu ada yang mengendalikan, yang bersuara melalui hati kita masing-masing. Jadi ketika ada saat dimana aku merasa terlalu ramai atau sepi di dunia ini, aku tahu kemana aku harus melangkah. Langkah yang selalu berasal dari hati. Dan hingga kini tak pernah salah. Karena salah merupakan kata yang menghapuskan kata benar..

Tidak seperti bir yang mendapatkan stigma baik dan buruk dalam lingkungan yang berbeda (meski kita tahu konsekuensi dari hal tersebut), kata hati merupakan persoalan benar dan salah. Kurasa saat ini pun kau takkan tahu apa yang kumaksud, karena bukanlah perkataanku yang dapat membuatmu mengerti namun kata hatimu sendiri lah yang akan membuatmu mengerti hingga pada saatnya kau akan memahami apa yang kumaksud kali ini... Semoga

Tidak ada komentar: