Ketika mendung semakin bergelayut, mentari pun tertutup.
Mega yang dahulu sejukkan hati, entah hilang kemana.
Waktu terus berjalan, tetapi sang rasa tetap tak beranjak dari tempatnya.
Sedih.
Aku kira semuanya ini tentang otak dan hati.
Memang tak ada yang menang diantaranya.
Karena aku minta keduanya untuk selalu bersama.
Tapi bukan berarti bahagia tak boleh datang.
Karena bahagia itu berarti senyuman.
Sebuah senyum pada bibirku.
Tapi tak ada arti ketika hanya satu bibir yang tersenyum.
Karena dunia milik kita.
Jalan ke bukit telah dipilih, tak ada jalan tuk kembali.
Hanya terjatuh yang hentikan semua.
Hati ini siap untuk melangkah, meskipun otak semakin keras berteriak.
Namun yang terkecilpun bukanlah tak mungkin.
Karena hidup adalah pilihan.
Dan kesalahan merupakan tuntutan atas pilihan itu.
Meskipun maaf tak dapat hapuskan tuntutan, tetapi dapat tenangkan jiwa.
Semoga itu akan tetap ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar