Udara beberapa hari ini tampak kurang bersahabat. Cuaca yang panas terik, tiba-tiba saja hujan lebat. Alam bergerak, badan pun bergejolak (opo meneh iki?). Maksudnya, perubahan cuaca yang ekstrem gini mau tak mau bakal berefek pada kondisi badan kita. Udah dari seminggu ini badan berasa tak enak. Sakit tidak, sehat pun bukan. Tampaknya ini kebalikan dari suatu kondisi yang disebut fit. ckck..
Beberapa hari belakangan ini, aku mendengar beberapa kali orang berbicara mengenai gelar. Ada pembicaraan yang kudengar sendiri bahwa kuliah ini (pembicara tersebut sedang kuliah) hanya untuk mencari gelar saja. Bahkan satu dari beberapa orang tersebut sempat berbicara seperti ini, "Apapun yang diminta dosen, turuti saja. Yang penting gelar ditangan."
Hallo? Ada otak nggak di dalam?
Masbro-mbaksis yang tercinta, (tolong dulu!) terserahlah kalian ini kalau kuliah hanya buat gelar saja tapi mbok ya jangan segitu amat ga punya pemikiran sendiri. Dosen juga manusia kok, yang bisa diajak bertukar pikiran. Okelah kalau semisal ada dosen yang ga mau diganggu gugat, tapi hak kita buat memberikan pemikiran kita, entah ujungnya bakal diterima atau tidak.
Kondisi suasana perkuliahan tersebut juga berlanjut pada kondisi kemahasiswaan. Pembicaraan malam hari bersama beberapa mantan mahasiswa kaleng-kaleng (istilah merendah, bukan tidak mau berperan) tentang adik-adik mahasiswa sekarang ini. Sudah lama aku tak berkutat dengan kondisi mereka, tampaknya sudah semakin besar perbedaan antara kami dengan mereka.
Kondisi yang sangat berbeda ketika mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka perbuat sendiri. Parah. Ketika banyak tuntutan akan sosok mahasiswa terhadap kondisi sosial yang ada, mereka bukan hanya tak bisa berbuat banyak, tetapi (bahkan) mereka tak tahu mengapa mereka melakukan tindakan mereka. (Bukankah setiap tindakan kita harus dipertanggungjawabkan?)
Tak bisa kita salahkan kondisi yang ada. Tak bisa kita salahkan sistem yang ada (meskipun salah juga). Karena seharusnya setiap tindakan dan pergerakan didasarkan pada otak dan pikiran kita. Karena (seminimal-minimalnya) kita akan bertanggung jawab terhadap pikiran kita, selain kepada yang empunya kita dan kepada status kita di dunia.
..pada awalnya dimulai dengan pikiran.
menabur tindakan, menuai kebiasaan.
menabur kebiasaan, menuai karakter.
menabur karakter, menuai jalan hidup.
(CPG).
Semakin ekstrem kondisi sekarang ini. Semakin kuatkanlah dirimu supaya tak kaget jika hujan datang ketika mentari bersinar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar