Baru beberapa menit yang lalu aku mengalami sesuatu yang mengherankan. Secara tiba-tiba ketika aku berjalan di lorong depan kamarku, aku seperti terhisap secara cepat ke mesin waktu. Gambaran cepat begitu nyata akan apa yang kulakukan hari ini. Diantara dua dunia.
Tergambar jelas tadi pagi ketika aku pindah-pindah bis dan kereta untuk menuju suatu tempat pada pagi buta. Bagaimana aku menunggu bis dalam kedinginan suhu dibawah nol derajat celcius. Bagaimana aku menaiki hingga pemberhentian selanjutnya dan berganti kereta bawah tanah. Hingga bagaimana aku berjalan kaki menyusuri jalan-jalan yang licin sisa dari pertarungan air dan udara. Entah bagaimana semuanya tergambar secara cepat dalam hitungan detik. Dan tiba-tiba aku serasa tak tahu ada dimana...
Aku sadar saat ini sudah kembali berjalan di lorong. Dan beberapa langkah kemudian..
Aku kembali terhisap dalam beberapa minggu yang lalu, saat aku menaiki pesawat untuk menjelajah ke negeri yang aku sendiri tak tahu bagaimana bentuknya. Untuk kemudian menunggu dan berganti dengan pesawat yang lainnya. Lama sekali kurasa perjalanan setengah dunia ku kali ini. Perjalanan yang saat itu tak sanggup kubayangkan. Ini bukan perjalanan ke daerah-daerah, seperti yang biasa kulakukan sendirian. Saat itu aku percaya bahwa perjalanan panjang itu akan membawa perubahan besar bagiku. Ya, percaya...
Kembali gambaran perjalananku itu tergambar jelas dalam sekian detik dan membawaku lupa akan dimana aku berpijak sesaat. Sepersekian detik aku menjadi linglung dan tak tahu dimana aku berada.
Dalam beberapa langkah aku masih 'terhilang' dalam pencabutan roh-ku. Ya, kali ini aku seperti tercabut roh dari badanku. Aku merasakannya.
Sesaat sebelum kubuka pintu kamarku, aku tersadar dan kembali teringat dimana aku berada saat ini. Keberadaanku yang telah jauh dari yang selama ini kualami. Meski selalu berada dalam mimpiku pada waktu lalu, namun kenyataan saat ini adalah buah dari mimpi masa lalu.
Aku kembali diingatkan bahwa keberadaanku saat ini bukan hanya milik-ku semata. Bukanlah badan yang diutus pergi namun roh-ku, yang terus percaya bahwa tiap mimpi pasti akan terwujud, juga turut beserta denganku. Bukan hanya usaha yang kuperlu, namun juga harapan. Dua dunia yang terus membayangiku. Namun kurasa, kali ini aku hidup bukan diantara dua dunia lagi tetapi aku seperti berada didalam dua dunia itu.
Jangankan perjalanan mengelilingi dunia, tiap langkahku pun telah diatur. Kupercaya..
3 komentar:
bro ' memahami mata yang terpejamkan adalah roh yang jauh di ufuk timur, matahari matahari'
Posting Komentar