Pagi ini cerah sekali. Sinar matahari pagi yang hangat, angin bertiup kencang. Barangkali ini yang disebut oleh orang dari belahan lintang yang lain sebagai musim gugur. Tapi, masa musim itu bergeser ke Bandung? Pertanyaan bodoh itulah yang terlintas di otakku pagi ini. Cukuplah bahan itu buat menertawakan diriku sendiri. Hahaha..
Otak ini memang harus selalu berjalan, namun tak perlu diri ini dikuasai semuanya oleh otak. Masih ada yang namanya hati. Tanpa otak, barangkali takkan ada pemikiran-pemikiran brilian di dunia ini. Tanpa hati, mungkin takkan ada rasa damai di dunia ini (dan juga rasa benci) :D
Tetapi bukankah tiap orang mempunyai keduanya? Meskipun aku bukanlah pencipta keduanya, namun aku yakin kalau keduanya memang tercipta untuk berjalan bersama. Entah siapa yang harusnya terlebih besar diantaranya, tapi keduanya tercipta bukan untuk yang satu mendominasi yang lainnya.
Kenyataan lain yang membutuhkan keduanya, ketika di dengung-dengungkan akan pentingnya pendidikan di negeri ini. Banyak pendapat yang mempertanyakan pendidikan macam apa yang terbaik bagi anak bangsa. Pendidikan macam membentuk otak hingga berkerut-kerut (teringat cerita otak Einstein yang tak laku dijual karena terlalu sering dipakai:D). Pendidikan macam membentuk empati bagi sekitar dan bertindak untuk sekitar. Atau keduanya diperlukan dalam pendidikan (dan pembelajaran) bagi kita semua. Ah.. Akan terlalu panjang perdebatan kita tentang hal-hal macam ini. Untuk hal yang lebih kecil (meskipun besar juga) seperti Universitas BHP saja perdebatannya sangat memakan waktu lama. Apalagi perdebatan tentang pendidikan macam mana yang terbaik. Sekedar catatan, bagiku, pendidikan terbaik untuk Indonesia bukanlah pendidikan macam Eropa, Amerika, Australia, Asia Timur, Afrika atau bahkan Atlantis; tetapi pendidikan Indonesia lah yang terbaik untuk Indonesia. Boleh kita ambil banyak baca tentang apa yang mereka semua punya, tetapi jangan lupa kalau yang mereka punya pun adalah yang terbaik bagi mereka..
(lagi-lagi saat menulis sedikit apa yang ada dalam pikiran, selalu terbawa emosional akan bangsa ini)
Itu baru tentang pendidikan, belum lagi bahasan tentang cinta dan kasih. Pokok bahasan yang tak terdefinisi dengan jelas. Pasti akan semakin membingungkan. Dan saat ini hanya bisa bertanya dalam hati, "Apakah kasih harus kita pikirkan dan rasakan? Apakah kasih harus selalu menggunakan otak dan hati?". Hanya bisa bertanya dalam hati.. (kalau ditanya ke orang, lagi-lagi bakal ada diskusi berbasis pribadi lepas pribadi. hehehe..)
Dan langit siang inipun kembali cerah, dengan awan hitam yang sedang menuju kemari..
Alangkah ekstrimnya cuaca ini, se ekstrim otak dan hati kah?
*berhatilah saat menggunakan otak dan berotaklah saat menggunakan hati.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar